Thursday, December 13, 2012

Baldala Apset Ericsson GH688, Riwayatnya Dulu


Sambil mendengarkan Adikarya oleh Bintangg Atlantik, biarlah kukenang masa-masa ketika aku begitu gendutnya, mengenakan jaket kulit yang terdiri dari potongan-potongan kecil kulit domba, sedangkan di dalamnya tersembunyi Ericsson GH-688 dengan hensfri menyumpal lubang telinga kiri. Sesungguhnya kurang tepat suasana yang ditimbulkan oleh bunyi-bunyian ini; seakan penuh kedamaian. Padahal masa-masa itu... masa penuh kebingungan, kecemasan dan kemarahan, dan... ketidakberdayaan. Jika tidak salah, kunjungan pertama ke Karina Sayang itu malam-malam. Hahaha... penduduk situ pasti serem melihatnya. Iglesias, aku dan Pankcrut. Waktu itu, seingatku, ada Pak RT atau siapa gitu. Aku ingat Iglesias menendang Pankcrut karena berdirinya ga bener, mletat-mletot gitu. Aku lupa apakah kami bermalam di situ, atau pulang, ataukah saat itu kami sudah memakai Starlet-nya Baron. Adalah beberapa kali kunjungan ke sana. Tidak kuingat lagi kronologinya. Mas Bebas-bebas aja (Bba) pernah ikut. Abinyamin, Piston Nadeak juga.

Suatu pagi, kalau tidak salah, kami dapati istrinya sendirian di rumah bersama anak-anaknya. Oh belum... sebelum itu kami kejar-kejaran dulu sampai jauh ke Tangerang. Iglesias sopirnya waktu itu. Apset tangkas juga membawa kendaraannya. Ketika tahu diikuti, ia segera memutar mobilnya, di jalan ramai, dan melarikan diri ke arah tol. Akhirnya kami terseok-seok kembali, bahkan sampai masuk Tangerang Kota, berhenti makan di Ki Asnawi, entah makan apa. Seingatku, lelah sekali ketika itu. Semalaman tidak tidur. Barulah setelah itu, pagi-pagi kami ke rumah Apset... atau... sepertinya kunjungan pertama kami juga sudah berhasil menemui si Apset ini. Pada saat itulah ia berkata, saya sudah tidak punya apset lagi. Kalau masih ada, saya bayar, begitu kurang lebih katanya. Ya Allah, dia pasti bingung sekali waktu itu. Mungkin ia juga sudah tenang-tenang bersembunyi di situ sambil mencari nafkah untuk anak istrinya; sampai kami tiba-tiba muncul. Aku memang terlalu baik untuk melakukan pekerjaan itu. Tepatnya, aku terlalu lemah hati. Pekerjaan itu, dan profesi hukum pada umumnya, membutuhkan orang yang sudahlah usil, egois pulak.

Sebelum bercerita mengenai apa yang terjadi pagi itu, aku ingin bercerita mengenai... kapan itu aku lupa. Banyaklah episode tolol-tololan ketika itu, di Tomang Tol dan Ancol. Suatu tempo, Mas Bba yang bawa mobil, kami dari arah utara; kalau tidak salah, sempat juga siang itu menikmati angin laut di Ancol. Meluncur ke arah selatan di tol Bypass, Mas Bba berkata, aku nggak ngerti jalan ini lho. Pokoknya jangan lurus, belok kanan ke Depok. Kalau lurus, bablas kita ke Cikampek. Iglesias dan aku sangat kelelahan, sementara Mas Bba sempat tidur semalam. Maka bablaslah kami ke alam mimpi... dan bablaslah Mas Bba ke Cikampek! Selain itu, Abinyamin nyerok di Mahakam, dapetnya Atiek CB, satu lagi entah apa, satu lagi incerannya Iglesias. Di depan Plasentol, inceran Iglesias minta turun melarikan diri. Iglesias ngamuk-ngamuk hahaha... Sesampainya di Ancol, Iglesias kabur entah ke mana, Pankcrut sama entah apa... lhah, aku ditinggal sama Atiek CB!? Ya udah, kuajak ngobrol aja sambil menikmati berkaleng-kaleng bir hitam.

Sekarang cerita mengenai pagi itu. Pagi itu, akhirnya kami tongkrongin rumah Apset. Entah bagaimana caranya, datanglah orang-orang ngakunya entah dari Kodim entah Koramil setempat. Tak berapa lama, datang juga orang-orang dari Polsek. Satu orang dengan baju meriah sekali, warna jingga, Bo! Mungkin Kanit, atau entah apa. Datang-datang ia langsung perintah-perintah, TKP-nya dikumpulkan! Ha?! TKP? Oh, ternyata yang dimaksud KTP hahaha... Sudah begitu, Iglesias sempat bersitegang dengan itu orang, katanya, Pak, ini perkara perdata, mana ada TKP-nya. Tahu apa kamu? Emang kamu siapa?! Entah dari mana datangnya, Iglesias mengeluarkan kartu nama LKHT-FHUI. Melihat itu, si Kanit tampak agak jeri hahaha... Memang ajaib lah pengalaman yang satu ini. Tak berapa lama, gara-gara Iglesias mengancam akan membawa mobilnya Apset, datanglah si pemilik mobil itu; yaitu Boss Apset tempatnya bekerja waktu itu. Singkat cerita, marah-marahlah si Boss pada Apset, karena ngutang belum bayar dan tidak bilang-bilang; sedangkan Boss ini kenal dengan orang kepada siapa Apset berutang.

No comments: