Saturday, December 01, 2012

Hari-hari Pendek Ketika Desember Hampir


Ya Allah... hamba belum shalat dzuhur, sedangkan ini sudah jam satu lebih. Sungguh terasa hampa hidup ini. Jauh lebih mengkhawatirkan daripada kesehatan, karena urutannya adalah keselamatan dalam agama terlebih dahulu. Ya Allah, hamba mohon keluarkanlah hamba dari kondisi ini, secepat-cepatnya dan sebaik-baiknya, kembali dalam ridha-Mu. Ya Allah... tolonglah hamba, kasihanilah. Hamba memohon kepada Pengayom Semesta, kabulkanlah permohonan hamba. Pagi ini aku sarapan bubur, biasa saja. Memang sudah berhari-hari ini aku tidak nafsu makan, meski toh tetap makan juga, daripada lambung sakit luar biasa. Kemudian, seperti biasa, aku mengawaki tempat kerjaku, sambil terkantuk-kantuk. Untunglah aku sempat beli Witte Koffie Luwak-luwakan, itu pun gara-gara kemakan iklan "aman untuk lambung". Tiba-tiba aku teringat belakang kepalaku yang sudah gondrong, maka bergegaslah aku ke Pangkas Rambut Daniel dekat Kober. Entah sudah berapa tahun aku selalu pangkas di situ.

Ketika aku bergegas itulah, aku melangkah agak cepat dan panjang-panjang. Sesampainya di Daniel, aku merasa lemas dan seperti lapar. Ya Allah, seburuk inikah kondisi badanku? Aku membuat repot tukang pangkasnya karena setiap kali ia harus menyeka kepala bagongku yang berpeluh-keringat. Abis itu, handuk kecil itu pasti dibuang hahaha... Stop press! Music to Watch Girls By! Inilah satu dari beberapa lagu Matt Monro pertama yang kuketahui, yang terkenang-kenang hingga kini. Sedap betullah melodinya, sedang senandung Matt Monro tidak perlu diragukan lagi! Kembali ke cerita pangkas, selesai itu aku langsung ke sebelahnya, Mie Berkat, dan begitu saja memesan Es Cincau Hitam dan Bakso Campur; dan kerupuk karak habis dua! Selesai itu, menyeberang Margonda, entah bagaimana, aku tergoda berbalik dan memesan segelas Es Cendol untuk dibungkus; dan masih ditambah dengan empat potong Tahu Bakso, katanya. Subhanallah! My Love and Devotion! Mentor Sahureka menyebutku cerdas suatae; sedangkan ia sendiri adalah seorang perwira elektro. Yaa... Mentor lah lebih cerdas suatae, monjin.

Sudah dua paragraf. Padahal kemarin malas sekali rasanya mau menambah entri. Akibatnya, target dua satu gagal total. Malah cuma sembilan. Kemudian Mas Jo. Apa yang akan kurekam di sini mengenainya dan percakapanku dengannya? Mungkin kubatin saja komentar Gondes John Gunadi mengenainya. Mas Jo adalah Mas-ku, setidaknya di FHUI ini. Dialah yang membimbing skripsiku. Dialah, seperti juga Mas-masku lainnya di FHUI, yang mengantarkanku sampai pada keadaanku sekarang. Dan sekarang aku kembali diserang rasa kantuk yang luar biasa. Masa aku harus tidur di sofa itu lagi? Mungkin barang sebentar. Entri ini kuterbitkan dulu. Whoah! Sungguh tepat! Suatu hari nanti, aku akan keliling dunia. Suatu hari nanti, aku akan pergi ke laut. Itu dulu, ketika aku belum ke laut. Aku sudah pernah ke laut, maka Insya Allah, suatu hari nanti, aku akan kembali. Gagasan ini tertanam begitu saja semenjak aku kelas XI, dan kini setelah hampir duapuluh tahun, aku masih belum dapat melupakannya. Melemah, ya, tetapi belum punah.

Kulakukan Semuanya Untukmu!

No comments: