Monday, December 24, 2012

Masih Banyak Gadis Cantik, Masih Sendiri


Ini dia nih contohnya gadis cantik atau cewek cakep... atau mau yang jilbaban? Bisa. "Ribuan jumlahnya!" begitu seru Pak Munafek. Sampelnya ada juga tuh di paragraf berikutnya. Kalau dapat yang begituan, beruntung. Kalau tidak, ya tidak beruntung. Fufufu... Buat apa cantik kalau tidak tahu Sleepy Shore? Buat apa gadis kalau tidak bisa menyanyikan Kisah Cinta? Jika seorang perempuan bisa melakukan ini, apapun sisanya akan kutanggung! Namun, cewek yang tidak bisa menyanyi sama-sekali, apalagi cewek sendirian jaman sekarang yang lagunya entah apa... nggak deh. Mendingan jangan. Makan ati. Been there, done that, kalau katanya Baron. Aku... bagaimana lagi aku harus mengatakannya.... bosan pun aku menceritakannya... Aku ini SENIMAN. Dari berempat, akulah yang paling nyeni. Hey, ...dan gengsi betul seorang seniman dikasi barang jadi, mau kristal, mau porselin, apalagi resin, apalagi plastik! Seniman itu mencipta. Seniman itu berkarya. Khairaditta saja mengerti berimajinasi. Berkhayal, katanya. Ah, sudahlah... percuma saja. Tak seorang pun akan paham. Mencoba paham pun tak, lalu bila akan paham? Tak harus pun.

Biarlah, biar. Biar saja Nasir menjadi tukang bubur. Kebetulan pun aku tak berapa suka bubur. Ada dimakan, tidak ada tak dicari. Kadang ada pun malas aku makan. Sekarang, seberapa tua sih perempuan kalau mau cari yang sendiri? Umur 30 saja kelahiran '82. Mak, engga deh. Aku sengaja cari yang setidaknya sepantar, karena dengan yang sepantar saja aku pasti lebih tua dari segi wawasan, minat dan pengetahuan. Ibu biasanya paham hal ini, tetapi beliau sedang sangat kelelahan secara mental dan psikis. [apa bedanya pun?] Aduh, Mak, ini kriterianya pun... fisik betul! Kalau timbang fisik, nih, jujur sejujur-jujurnya, mendingan COLI! Dengan coli, kita bisa melakukannya dengan playmate yang manapun, suka-suka kita, mau gaya apa saja. Pokoknya dijamin puas luar dalam bolak balik Rp 69 deh! Keturunan... well, yang ini memang agak rumit... Sori nih Bang Ded, kalau situ masih butuh perbaikan keturunan, bukan maksud ane sombong apalagi menghina, tapi kita ngomong kenyataan. Lagipula, adikku, mungkin karena dia mau, biarlah nanti yang jadi apapun yang diinginkan oleh Bapak Ibu. Dia itulah KETURUNAN itu; ini doa seorang kakak bagi adiknya Dia itu yang menyebabkan Bapak bermimpi diparingi kuluk oleh Sri Sultan ingkang kaping Sanga. Tidak percuma dulu ia dikudang Uti sebagai Haryo Susenopati. Bukan sekadar kebetulan ia kini digadang Kung Kung sebagai Jenderal. Semua sudah tertulis dalam sejarah.

Aku... aku hanya ingin... memohon ampun atas segala kedurhakaan yang telah dan akan kulakukan; dan, aku yakin, salah satu caranya yang paling bebas hambatan, paling langsung, adalah gati pada Bapak Ibu. Sungguh hanya itu yang kuinginkan; ketika makan sudah tidak menarik lagi, maka tidak ada lagi di dunia ini yang menarik hatiku. Sungguh sedih hatiku kalau sampai membuat Bapak Ibu kecewa padaku. Aku juga ingin seperti Mas Babas yang berusaha memelihara silaturahmi dengan orang-orang yang disayangi Mendiang Bapaknya. Sungguh aku ingin. Namun, kali ini, urusan ini melibatkan orang lain dan yang lain-lainnya pula; orang-orang yang, entah mungkin karena dambaku akan suatu keluarga yang utuh dan harmonis, sudah kusayangi meski sangat jarang sekali bertemu. Tidaklah mungkin ini dibahas, dipikirkan pun tidak akan selesai. Aku hanya bisa... bisa apa? Aku hanya bisa berdoa, semoga segala sesuatunya menjadi baik-baik saja di akhirnya, sekehendak Allah. Aku sendiri sudah tidak tahu dan tidak punya bayangan sama sekali seperti apa "baik-baik saja" itu. Sesungguhnya aku sudah sangat trauma dan frustrasi dengan semua urusan ini. Sungguh, ketika aku memutuskan untuk mengambil jalan ini, hanya satu niatku, yakni menjalani hidup normal; karena dengan hidup normal itu saja, kurasa, Bapak Ibu dapat marem atasku. Namun, sungguh [sungguh melulu] rasanya sulit bagiku hidup normal bersama gadis cantik yang masih sendiri.

Kisah cinta, kisah surga
tak mungkin lagi kita 'kan berpisah
Indah dan menarik hati
takkan terlupa sampai akhir nanti

No comments: