Wednesday, November 24, 2021

Nging Kemang Memang Keterlaluan. Kabina-bina


Itu gambar anak perempuan siapa di bawah situ. Akankah tiba waktunya aku makan di situ bersama dengan Kin, Khaira, Awful, dan Nadia, lalu mereka bermain-main di tepi empang seperti itu. Mungkin akan lebih seru Aryo dan Sodjo berlarian sambil memberi makan ikan, seperti dahulu Adjie dan Bang Faw. Insya Allah, semoga Allah mengaruniakan rejeki. Akan halnya hari ini, sebenarnya aku sudah memesan Soto Ngawi Ayam lengkap dengan nasi kebuli dan omelet telur. [lhah, namanya omelette sudah pasti telur, masa oncom] Namun Sayed Fauzan Riyadi begitu saja menyebut "Nging Kemang", maka aku katakan: "Ayo!"

Nging Kemang memang selalu oye. Gurame cobek dan bakarnya, udang bakar madu dan goreng keringnya, belum lagi karedoknya. Namun ya itu, aku bukan Mbak Vivi atau bahkan sekadar Silvi. Akan tetapi sudah pada tempatnyalah. Aku yang tertua dan dituakan di situ, maka bagiku tidak ada pilihan lain. Aku nikmati saja sekerat gurame cobek, sekerat gurame bakar, udang bakar madu dan goreng kering masing-masing beberapa ekor, karedok dua kali menyendok dan sedikit nasi. Seperti halnya Sayed, aku masih memesan teh tawar hangat, meski setelahnya aku tenggak juga es teh manis.

Entah karedoknya atau apa, kepalaku sakit sekali sampai aku sulit berbicara. Maka aku akhiri saja pertemuan yang menyenangkan antara seorang TN2, dua orang TN8, seorang TN25, dan seorang TN27. Aku rasa, suatu hari nanti harus aku balas kunjungan keduanya, Andika dan Sayed, karena banyak yang ingin aku pelajari dari mereka. Seperti biasa, aku adalah seorang badut, sedang adik-adik yang lebih muda enam tahun dariku ini, seperti dapat diharapkan, menunjukkan tingkat kedewasaan yang mumpuni. Ah, bahasaku seperti tabloid gawai sedang mengulas telepon cerdas besutan pabrikan terbaru.

Dengan kepala aduhai sakitnya, berbicara pun terbata-bata, aku diantar adikku Andika Mendrofa kembali ke kampus dengan mobilnya yang tinggi disupiri. Sesampainya di kampus aku terhuyung-huyung menuju lift untuk naik ke lantai 2 Gedung D. Aku lupa apakah aku langsung sholat dhuhur atau malah tidur-tiduran dulu. Paling mungkin 'sih aku tidur-tiduran, baru setelah itu sholat. Hari Pras mungkin mengharapkan aku tinggal lebih lama, karena ia ada kelas jam lima di pascasarjana, Hukum Birokrasi dan Good Governance. Sayangnya, aku tidak bisa memenuhi keinginannya itu. Aku pulang.

Apa perlu aku catat di sini bahwa aku pergi naik Toyota Rush dan pulang dengan Honda Mobilio. Sudah cukup rincian-rincian. Apakah aku pintar, apakah mengagumkan bahwa aku dan istriku sama-sama mengajar di Universitas Indonesia. Jika dikatakan demikian memang terasa agak mentereng, namun kamilah yang tahu persis bagaimana kenyataan sehari-harinya. Aku sendiri, seperti dapat saudara-saudara lihat, mengetiki sampai setiap hari dalam November ini ada entrinya, padahal musim gugur di Amsterdam sudah semakin dingin. Dedaunan pada pepohonan sudah semakin menggundul.

Amstrerdam bukanlah tempat untuk menikmati gurame cobek, udang bakar madu, dan karedok, meski olahan ikan Gerardus sanggup menghangatkan malam-malam Amsterdam yang sunyi dan dingin. Sungguh aku tidak mau lagi begitu. Aku tidak sanggup lagi sendirian. Aku butuh teman. Ampunilah hamba Ya Allah yang pernah sesumbar tidak butuh teman, yang penting segera selesai. Nyatanya, belum selesai dan butuh teman. Aduhai mengerikan sekali. Ingatkah kau akan malam-malam kau memandangi pintu-pintu E7 dan E9 dengan sedih. Semoga itu semua segera berubah menjadi kenangan termanis.

Malam sudah semakin panjang di Amsterdam. Ternyata aku lebih suka malam yang panjang ketimbang hari yang panjang. Hari yang teramat panjang di belahan bumi utara di sekitar titik balik musim panas bisa sangat menjengkelkan dan membuat frustasi, ketika jam empat pagi sudah mulai terang sedangkan jam sebelas malam baru mulai gelap. Ini benar-benar mengingatkanku pada Uilenstede, kesendirianku di situ berteman Youtube atau Netflix sedang Hadi entah ke mana. Aku tidak bisa ke mana-mana dan tidak ingin ke mana-mana dan tidak ingin bertemu siapa-siapa namun aku sungguh sangat kesepian.

No comments: