Thursday, June 22, 2006

When Wow Means No


pageboy n. 1. ... 2. A hairstyle, usually shoulder-length, with the ends of the hair curled under smoothly in a loose roll. ~ The American Heritage Dictionary The wonderful thing about a pageboy is that it has so many different looks. Since it is long but doesn't quite touch the shoulders, both gravity and inertia make it move independently of the wearer so it seems almost animated. However, it is mostly interesting because it is very simple and simplicity is beautiful.

Jangankan menulis di sini. menulis apa yang seharusnya kutulis saja tidak maju-maju. Segala upaya untuk menyegarkan pikiran sia-sia belaka. Seperti sekarang kumenulis di cubiclenya Dedy. Tiada guna. Yang kubutuhkan, yang kami butuhkan adalah segera selesai. Ini sudah tidak dapat dinikmati lagi. Aku sendiri sudah tidak tahu lagi apa yang kuinginkan. Mungkin tiada yang lebih kuinginkan pada saat ini kecuali segera melihatnya selesai.

Suatu garis akhir. Segala sesuatu yang seakan tiada berujung tentu melelahkan, dan kelelahan mental sangat berbahaya. Kurasa itulah sebabnya aku tambah gendut saja. Instingku mengatakan aku butuh sedikit kesenangan, dan di sana... tidak banyak kesenangan. Meja makan, kulkas, lemari makanan, tidak lagi menyenangkan, tapi terus saja kuhampiri... Aku merasa terkurung.

Lebih mengerikan lagi, aku tidak dapat menemukan kenikmatan dalam penghambaan. Semoga aku tak pernah putus memohon pertolongan. Semoga aku tak pernah putus asa akan pertolonganNya. Ini mengerikan. Jiwaku tak tergerak untuk merintih. Harus ada sesuatu yang dilakukan dari sisiku. Yang mana? Sesi-sesi lewat tengah malam itu jelas mengerikan. Aku harus sedapat mungkin menghindarinya, mulai dari sekarang. Aku Si Banyak Mulut.

Menjauhkan jiwaku dari keheningan, makanannya. Jiwaku kering kerontang. Jiwaku kelaparan. Aku menjauhkannya dari makanan dan minumannya. Aku Si Banyak Mulut. Tentu saja, Goblok, dengan menceracau di sini pun kau makin membuatnya menderita. Insya Allah, aku percaya pada pembebasan. Insya Allah, aku percaya bahwa hamba tercipta untuk menghamba. Insya Allah, aku percaya bahwa penghambaan itu nikmat. Insya Allah, aku percaya bahwa syukur membawa nikmat.

No comments: