Tuesday, June 13, 2006

Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu


Cinta, berahi, dan keindahan itu adalah satu. Ketika belum manunggal dalam keindahan, cinta dan berahi pun berjalan dalam keterpisahan. Kalau demikian, cinta menjadi terlalu ilahi dan halus, sementara berahi menjadi terlalu insani dan kasar. Hanya dalam keindahan, cinta yang ilahi dapat dirasakan dengan nikmat insani, dan berahi yang insani terasa sebagai kehalusan ilahi.


Ketika aku membaca satu paragraf itu, aku langsung teringat pada sesuatu, seseorang. Ketika kulirik di pojok kanan bawah halaman, aha, Benar juga rupanya! Pantas! Sindhunata! Aku tidak pernah tahu bagaimana caranya resensi seseorang terhadap sesuatu buku dapat dimuat di suatu majalah, tentang bagaimana prosesnya. Namun kebetulan sekali, ketika Blossoms of Longing, Ancient Verses of Love and Lament (Thomas Hunter, Yayasan Lontar, 1998) harus diresensi, mengapa Sindhunata, si penulis Anak Bajang Menggiring Angin, sebuah adaptasi terhadap Ramayana. Dan mengapa dimuat di TEMPO, majalahnya Gunawan Mohamad. Apapun itu, Sindhunata adalah satu dari sedikit orang yang narasinya mampu memukauku, kalimat-kalimatnya, diksi-diksinya. Dia nashara bukan, sih?

Sebelumnya aku sudah tahu dan pernah dengar mengenai pemujaan terhadap kesuburan dan tentang wanita suci (fertility cult, sacred feminine), tentang agama Wisnu, dan sebagainya itu. namun aku tidak pernah begitu sadar mengenai arti pentingnya sampai aku berkenalan dengan tulisan si Monyong Dan Brown, tentu saja, Monyong! Yang mana lagi?! Yang terkenal itu, Da Vinci Code. Separah itukah? Sepenting itukah?

Apapun itu, Kawan, Sekarang adalah jamannya para Patriark! Dimulai sejak kurang lebih 6000 tahun yang lalu! Semoga Allah senantiasa menolong, melindungi, berbelas-kasihan pada semua laki-laki yang berjuang keras menjaga kesuciannya demi menyenangkan Allah, berdoa merintih dan meratap memohonkan ampun kepada Allah bagi saudara-saudaranya laki-laki dan perempuan, leluhur-leluhur mereka, anak-cucu mereka. Semoga Allah menaruh iba pada Ibu-ibu mereka, perempuan-perempuan suci yang melahirkan mereka, membesarkan mereka, mendidik mereka mengenal Penciptanya. Semoga Allah mengampuni kita semua, manusia. Maha Suci Engkau dari semua yang disifatkan, keselamatan semoga senantiasa atas segenap rasul (patriark?), segala puji hanya kepada Allah Pengayom alam semesta. Amin.

No comments: