Friday, June 09, 2006

Suatu Kemaluan Memanjang, Memendek


Sampai kapan kau akan dikuasai kebodohan semacam ini? Kau akan selalu dikuasai kebodohan semacam ini selama engkau lengah mengendali kudamu. Selama engkau masih berpikir kau sudah sangat mahir mengendali kudamu, sehingga kau bisa menebar anak panahmu sambil menekan tumit ke rusuk kudamu. Kendalikan kudamu ketika tali kekangnya masih erat dalam genggamanmu. Cegah ia masuk jurang. Jangan sampai ia sudah di bibir jurang baru kau berusaha menahannya dengan menarik ekornya.

Sampai kapan kau akan dikuasai kebodohan semacam ini? Katakan, tegaskan! Tidak lagi. Sangkal hawamu, kau mahluk berjasad! Penuhi haknya, secukupnya. Dan terutama, berlindunglah kepada Sang Pelindung, yang dengan perlindunganNya tak satupun dapat mencelakakanmu. Kau bangkai dikerumuni lalat penuh sekujurmu, berteriaklah sebanyak tenaga yang tersisa. Panggillah Sang Penyahut Panggilan, sungguh Ia tak pernah jauh. Kaulah yang menjauh dariNya.

Semoga Allah senantiasa melindungi hamba dengan belas kasihan-Nya, duh, Allah Sang Pengiba, Pencipta segala rasa iba. Hamba yang tidak shalat Shubuh ini, Ya Allah, ampunilah. Di hari Jum'at yang suci ini, Ya Allah, ampunilah, kasihanilah. Hamba yang sering berpaling dari pengemis dan peminta-minta, sedang hamba sendiri mengiba-iba memohon belas kasihan, Ya Allah, ampunilah, kasihanilah. Betapa lemah hamba menghadapi jasad dan hawa sendiri. Tiada daya upaya hamba berhadapan dengan jasad dan hawa sendiri, ciptaan Sang Pencipta. Di hari Jum'at ini, Ya Allah, ampunilah, kasihanilah, tolonglah, Ya Penguasa Segala.

Dan kemaluan memendek, Insya Allah.

No comments: