Saturday, December 28, 2013

Apa sih yang Hebat dari Sekecup Cium?


[Siakle, abis sedap-sedap berkecup-cium, ada yang meratap-ratap, sayang, kembalilah. Mungkin abis ini kulongkapi saja] Jadi, pagi ini aku bangun. Shubuh di tepi Cikumpa memang sejuk sangat, maka aku tidur lagi. Hanya hangatnya matahari yang telah meninggi, berpadu dengan sapaan salam anak Pak Indra, sanggup membuatku tergopoh-gopoh bangun. "Ini oleh-oleh dari Bandung," kata gadis cilik itu. [...ternyata tidak jadi kulongkap, karena latar orkestrasinya sungguh manis] Lalu aku minum segelas air, membuka kemasan keripik tempe dari Bandung itu, memakannya dua potong, dan melanjutkan memberi nilai lima lembar jawaban ujian (LJU) yang masih tersisa dari kelas Hukum Lingkungan Paralel C. Selesai, kumasukkan dalam SIAK-NG, kuterbitkan dan ku-sms Marsya Mutmainah bahwa nilainya sudah terbit. Sejurus kemudian, aku sudah bersiap mencongklang Vario Sty hendak menuju kampus. Tiap kali mau berangkat dari rumah, terutama jika sedang tidak diburu-buru, aku selalu menyempatkan memandangi rumah itu, M14 tepat di tepian Cikumpa. Sungguh cantik dan nyamannya! Alhamdulillah. Meski tak mungkin ia secantik itu jika tidak ada pemiliknya, Cantik.

Ini jelas gambar tipu, bukan AH Sepesial Burger Steak. Asalnya dari sini
Sesampainya di Kampus FHUI Depok, begitu saja langkahku mengayun ke arah Perpus, dan begitu saja aku memesan Mie Ayam Baso. Seperti datangnya, begitu juga aku memesan lagi Baso Spesial Telor [puyuh]. Kembali ke Kampus sambil berkeringat-keringat, aku buka-buka beberapa laman Internet, sampai kemudian memutuskan untuk menelpon Ibu terlebih dulu. Lama sekali aku bertelpon dengan Ibu, sekurangnya satu setengah jam; dilanjutkan menelpon Cantik agak lima menit, karena Gajah Madu sudah gelisah mainannya diambil. Selesai bertelpon, aku shalat Dhuhur dan merasa... seperti agak lapar gyuk gyuk gyuk. Maka kucongklang lagi Vario Sty menuju American Hamburger di FE. Begitu saja kupesan Burger Steak Sepesial pake telor [ceplok] dan Teh Leci, es dan gulanya sedikit saja. [tapi ternyata dia pakai sirup dan banyak juga] Maka kunikmatilah itu hidangan, dimulai dengan kentang goreng dan rebusan sayur sambil menikmati udara siang di tepi danau FE-Sastra [seharusnya aku menikmatinya tidak sambil duduk mengunyah begini, tetapi menyusurinya] Burgernya kulahap yang terakhir, bahkan sausnya sampai kukoret dengan jari dan kujilat-jilat. Teh Lecinya kusuruh tambah air karena manis 'kali pun.

Selesai itu semua, aku kembali lagi ke FH dan langsung menulis entri ini. Sebentar lagi Ashar pun. Lalu kapan ngoreksinyaaa?! Aku sedang berada dalam suasana hati yang tepat untuk... mengomentari suaranya Bude Doris Day. Suara Bude Doris ini... tidak seperti suara Tante Connie yang berwarna-warna--hanya punya satu warna, dan warnanya adalah CANTIK. ...atau tidak... mendengarkan suara Bude Doris, aku dapat membayangkan seperti mendengarkan suara gadis tetangga yang cantik. Bukan gadisnya, melainkan suaranya; meski gadisnya sekali juga tidak mengapa. Jadi benar-benar suara girl next door gitu. Kurasa para GI jaman Perang Dunia Kedua pasti langsung kangen rumah kalau mendengar Bude Doris menyanyi. Wajahnya pun ndeso ngameriko banget, seperti farm girl begitu. Nah, kalau ini bener-bener kejutan ngeselin yang menyenangkan. Tiba-tiba saja Saudara Jiwa Nomer Satu Mbah-mbahnya [Musik] Jiwa Opa James Brown nyelonong dengan Georgia on My Mind. Bener-bener weidyan rendisinya! Sangat bertenaga! Semuanya. Semburan seksi kuningannya, latar orkestrasinya, dentum-dentum bassnya, dan tentu saja... vokalnya Opa James. Georgia... Georgia... yeeaaa... iiiihhhh... no no Wow! No no no peace I found. [Ini bukan tentangku. Aku cuma kenyang, dan tadi aku lihat di kaca, Masya Allah, gendut betul]

No comments: