Friday, August 25, 2023

Lagu-lagu Rahasia di Ubin Kuning Bawah Bufet


Banyak pengetahuanku tidak ada gunanya di akhirat. Sedikit sekali pengetahuanku yang berguna bagi akhirat. Aku senang jika akhirnya semua lengkap. Gambaran, judul, pemegang tempat untuk semua paragraf. Tinggal lagi aku mengetik entah cepat entah lambat. Terlebih jika di judul tiada satupun kata ganti kepemilikan. Jadi, meski satu album penuh tidak ada suara Paul, semuanya suara mirip John, kaset oom Alvaro Yulian ini menyamankan Sabtu pagiku. Jelas tidak mungkin dikonfirmasi. Oom Novaro dan bapak telah berpulang bersama semua lagu rahasia ini.
Meski seorang dukun, dengan dandanan yang jika dipakai sekarang pasti disangka orang gila, aku tidak harus menunggang seekor zebra 'kan. Aku yakin beberapa puluh tahun lalu suara-suara John dan Paul memenuhi tiap gang kecil di seputar Amsterdam Centraal, di De Wallen, di Nieuwmarkt. Suara-suara itu telah diganti oleh Pharrel Williams, itu pun di Jumbo Buitenveldert. Jikapun seperti dilakukan para pemimpi, itu lebih di kereta rel listrik sepanjang perjalanan ke Bogor. Aku pun tak ingat mengapa begitu, meski hujan di Amsterdam selalu bersama istriku sayang.

Ini untukmu malah lebih absurd di sekitar kubis, petai, dan sayur-mayur pasar Blok A. Sebegitu membekasnyalah lagu-lagu rahasia oom Alvaro Yulian pada bocah lelaki di awal usia remajanya; bahkan ketika ia masih suka pada kura-kura ninja mutan remaja dan ketiga centurion, yakni Jake Rockwell yang perkasa, Max Ray yang brilian, dan Ace McCloud yang pemberani. Setelah ini ia betul-betul akan melompat ke masa ketika sudah berlumur malu sebagai pecatan kadet angkatan laut bermental lemah. Bukan karena tidak berani, tapi memang tiada guna menyapa gadis kecil.

Bebas seperti seekor burung memang meditatif, kontemplatif; cocok untuk ia yang mencari kebijaksanaan dalam damainya pelukan dini hari, bersimbah obat kumur pedang Wilkinson yang hanya bercelana dalam. Disusuri kembali malam-malam ketika ia memanggil-manggil setan minta diajak berbuat maksiat. Nasi goreng yang terlalu lembek di pagi hari tidak mengusir kesakitannya. Sebotol rum hampir habis sedang ia terhindar dari malu. Mungkin ia mendapat kemaluan besar di jakarta empat ketika mengendus-endus telur ceplok, jadi batal puasa wajib yang tak diniatinya.

Terlepas dari semua bahaya yang menghadang, dilalui dengan lenggang kangkung. Siang hari bermendung yang membuat badan lengket begini entah sudah berapa banyak dilalui. Bertelanjang dada ketika perut masih tidak terlalu banyak sampai melimpah-ruah begini. Haleluya, aku sangat mencintainya, namun ia tidak pernah berwajah tak berbentuk. Baru belakangan ini ia berwajah cantik berbentuk menggemaskan maka kucintai teramat sangat. Dulu-dulu aku meraba-raba dalam pekatnya kegelapan dosa bergubal tinta cumi-cumi; si bocah lelaki di pohon jambu. 

Jangan pula kauajari aku tentang hari-hari yang dibuang percuma, dilalui seperti tiada harganya, hanya mengutak-atik mengelupasi keropeng koreng yang tak kunjung kering. Luka hati lebih mengerikan daripada luka diabetes, kurasa. Tanya saja pada yang mengalaminya. Bagaimana dengan mereka yang punya dua-duanya, kurasa cepat mati atau malah sekalian bunuh diri. Jika kemaluan dioser-oser di muka sampai belepotan najis, kau akan berharap lebih baik kehilangan muka saja karena tidak mungkin disembunyikan. Mengemisku ke sana ke mari menoreh luka dalam sekali.

Menangis atau berteriak untuk sebuah bayangan selalu sedap dentam-dentamnya. Disela oleh kedatangan truk sampah sama jengkelnya dengan disela iklan, terlebih jika celana formal hitammu tidak dapat ditemukan di mana-mana. Adakah yang lebih mengerikan dari jeda antara dipermalukan karena bermental lemah dan diterima di sekolah hukum tertua di negeri ini. Lelah hatiku jika harus mengingat semua kengerian yang telah kualami, sedang kengerian sekarang ini saja entah kapan berakhir. Kengerian mengemis; apa kurang hemat, apa masih bisa diperas.

No comments: