Monday, July 17, 2023

Saya Tunggu Engkau Rupanya 'Kau Forget Tumiyem


Tentu saja saya forget, karena aku adalah Raden Haryo Mangkuwanodyawudha sedang engkau sekadar Tumiyem yang kini semakin jarang ditemukan, bahkan di pasar-pasar tradisional, bahkan di bilik-bilik babu rumah orang-orang kaya. Aku pun kini lebih suka dipanggil Haryo Mangku saja. Tidak perlu pakai bendara, tidak perlu pakai raden. Lagipula lebih chic, lebih pop. Akan halnya bilikmu menjadi saksi betapa tubuh-tubuh telanjang kita pernah bergelut rapat penuh gairah, anggap saja anugrah dariku yang harus disyukuri seumur hidup.
Botok yang sering dimasakkan Tumiyem bagi Raden Haryonya tersayang. Sedihnya
Akan halnya bagiku, biarlah aib celaka itu dilupakan waktu. Jika sampai terlintas dalam pikiran, semoga babu tolol itu tidak banyak mulut dan menyimpan kenangan itu hanya untuknya. Apa peduliku jika ia sekarang menjadi janda seorang penganggur pemabuk penjudi tukang main perempuan dan segala kekotoran lantas melacur karena tiada yang sudi mempekerjakan babu tua yang tidak tahu mengoperasikan alat-alat rumah tangga modern yang terkomputerisasi dan sepenuhnya terhubung dengan jaringan Internet sehingga bisa dioperasikan dari Beverly Hills sekalipun.

Begitulah jika orang setengah sinting membuat kalimat. Ia akan membuatnya lari lintang-pukang, terpontang-panting. Aduhai banyak sekali ungkapan dalam bahasa Melayu tinggi yang hampir punah jika saja tidak dilestarikan oleh blog tolol ini. Apa hendak dikata ketika anak-anak Indonesia sudah tergagap-gagap tidak tahu bahwa taking into consideration itu mempertimbangkan dan prioritizing itu mendahulukan. Akan halnya kisah mini dua paragraf di atas diilhami oleh lagu tolol taruna akademi militer nan menandakan betapa bahasa Inggris mereka seadanya.

Apapun dinamakan, jika engkau cinta setengah mati setengah hidup padanya, maka nama itu terdengar seperti musik terindah di telingamu. Itulah maka seorang kekasih diberi nama yang sangat terpuji, yakni ketika Sang Terpuji Memuji diriNya sendiri. Pada titik inilah aku melesat ke Segitiga Bermuda meski tak yakin akankah benar kutemukan irama kalipso membuat pinggul-pinggul mengayun bergoyang-goyang. Jika pun kukenakan kaliko dan jubah genggang, ini sekadar meninggalkan warisan leluhur kafirku berupa kain dan ikat kepala batik, sedang kepalaku botak.

Cinta, kawan-kawan, tidak untuk dipancar-muncratkan. Cinta tidak untuk ditebar-umbarkan. Cinta untuk dipusatkan, dipumpunkan, dan dituang perlahan-lahan sekadar membasahi bibir, lidah, dan kerongkongan. Bukan cinta namanya jika kau jejal-paksakan sampai tersedak tenggorokan. Jika kau merasa di depanmu ada Bunda Elly Farida, yakni istri Dr. KH. M. Idris Abdush-shomad, maka biarkan saja. Jika itu fotonya, barulah kau buru-buru berselfie dengannya, seperti pernah kau lakukan pada Kyai Idris. Begitu cara menunjukkan keterkaitan dengan Partai Keadilan Sejahtera.

Lihat, blog ini meski tolol banyak mengandung tips dan trik berguna: di atas itu contohnya. Trik lain yang mungkin bemanfaat adalah bagaimana cara menggoda seorang perempuan usia akhir duapuluhan, yang terpaksa menginap di apartemenmu karena kemalaman dan tidak punya tempat lain untuk tidur, agar mau bercinta denganmu. Putarkan serenada cahaya bulan--awas, bukan serenada cinta Sunindyo, karena ini nama anaknya Profesor Wikan Danar Sunindyo--dan buatkan minuman dari campuran whisky, vodka, gin; apapun itu yang berkadar alkohol di atas 40 persen. 

Dengan trik ini, jangankan seorang perempuan yang kaukenal, seorang asing pun akan menyiramkan ramuan itu ke mukamu hatta menjentikkan korek api hingga kepalamu jadi obor. Jika kebetulan apartemenmu ada di ketinggian, maka sejurus kemudian ia akan menendangmu sekuat tenaga sehingga engkau terhambur keluar jendela dan melayang bebas di udara malam dengan kepalamu berkobar-kobar. Tidak perlu kuatir. Rasa sakit yang mungkin menderamu beberapa detik saja akan segera hilang ketika kepalamu menghantam tanah atau permukaan apapun yang menyambut.

No comments: