Thursday, October 04, 2012

...akhirnya Menyamai 2008, Tahun yang...


Pagi ini, jam setengah delapan aku sudah sarapan di kantin FHUI. Menunya nasi Padang dengan lauk telor dadar dan terong balado. Jadi, suatu hari dalam kesempatan makan siang, Mas Narno Bapaknya Galan bertanya kepadaku, koq senang makan terong sih, Mas? Itu kan bikin lembek. Saya jawab, justru itu Mas Narno, saya sedang bingung, ini koq selalu keras begini. Jadi, saya makan terong agar tidak terlalu sering keras. Entah makan nasi Padang untuk sarapan ide yang baik atau bukan. Namun, bila tidak nasi Padang, maka pilihan lain adalah bubur ayamnya Ian atau lontong sayur, yang mana aku sedang tidak berselera. Ada satu makanan di kantin FHUI bawah yang aku tidak pernah kepingin, yakni soto mie. Gak satu ding, ayam-ayaman goreng Mas Agus juga aku gak pernah pesan, juga makanan sok Jepang atau Barat yang sering dipesan Mas Wirok itu.

Inilah apartemen itu, dipandang dari Lakenweversplein. Tanda panah kuning menunjukkan jendela kamar I Made Budi Arsika, selanjutnya ke kanan adalah jendela di belakang sofa di ruang tengah, kemudian, ke sisi Timur, jendela kecil di belakang tivi, sebelah kanannya balkon, kemudian jendela kamar Bu Supasti, kemudian jendela kamar Ni Gusti Ayu Dyah Saraswati.
Ini adalah entri yang keenambelas dalam tahun ini, yang berarti menyamai produktivitas 2008, tahun yang... Ya, semua entri pada tahun itu kenyataannya kubuat pada paruh keduanya, ketika aku sedang di Belanda. Duh, Neil Sedaka mendendangkan riang Gadis Nakal lagi... Pertama kali aku mendengar lagu ini di Zwanenstraat, Maastricht, akhir Desember, hari-hari terakhir 2008. Sendirian saja di apartemen itu... dan kutemukan lagu ini di Youtube! Iesu Cristo! They don't make no song merrier than this! Splendid! Sublime! Gadis Nakal, aku jatuh cinta padamu, begitu katanya. Gadis Nakal... Kemudian, ketika itu seingatku sudah Januari 2009, malam hari dan salju baru saja turun dengan lebatnya. Sebelum tidur kuputar dulu lagu Gadis Nakal ini dum dum dum wow wow... Dini hari rombongan backpackers pulang dari keliling Eropa Tengah dan menulariku flu yang sangat parah.

Capuccino Nestle itu selalu manis, yang dari dispenser di Faculty Lounge itu. Manis sekali, yuck! Ya, memang aku sengaja menghindar dari membicarakan 2008 lebih jauh dan lebih rinci. Kini aku punya masa depan membentang di hadapanku, bersama Cantik, satu-satunya yang cukup berarti dari hidup di dunia ini selain, tentu saja, Bapak Ibuku. Lalu Mama. Lalu Tante Lin. Aku tidak tahu apa yang menghadangku esok dari harapan-harapan dan khayalan-khayalan dan kekhawatiran dan... Tafsir Neil Sedaka mengenai Because of You ini manis juga. Termasuk manis. Lamat-lamat manisnya, tidak seperti Capuccino Nestle ini. Oh no! Breaking up is Hard to Do! Aku akan memulai segalanya yang baru. Sama-sekali baru. Meninggalkan masa laluku... dan masa lalunya? Semoga aku bisa melakukannya. Amin. Aku tidak mau menyakitinya. Aku tidak rela kalau ia sampai sakit.

No comments: