Sunday, January 01, 2023

Selamat Tahun Baru 2023. Belum Terpelajar


Bagi entri perdana dari suatu tahun, penggambaran visual di bawah ini memang kurang endol surendol takendol-endol; demikian pula audionya. Padahal dewasa ini begitu banyak penggambaran audio bertebaran di Yutub. Aku jadi sedih mengingat koleksi musikku yang sebagian besar 'kuwarisi dari Ibuku. Akan tetapi, musik-musik itu tidak akan pernah hilang dariku, karena mereka sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari jiwaku yang selalu bersenandung bernyanyi ini; meski tak seorang pun 'kan peduli. Kita datang ke dunia ini sendiri, pergi pun kelak sendiri; jadi kalau menjalaninya sendiri pun tidak perlu heran. Begitulah kodrat dunia.
Akankah 'kutulis mengenainya di sini, tentu tidak. Cukuplah bila 'kutulis bahwa selama ini Starco telah menipuku, dan kegawatan ini baru 'kusadari sekarang. Apakah sadar namanya jika makan malam masih mie kuah ayam baso telor, sarapan masih capcay tahu bulet meski nasi setengah. Ternyata penyakit aliran-balik dari lambung ke kerongkongan memang dapat menyebabkan batuk kering yang menyakitkan, sampai membuat terbangun di malam hari. Apakah susu serbat jahe setelah teh melati setengah liter dikepret gula sedikit memperparahnya. Entah 'ku tak tahu.

Salah satu tanda iman adalah kemampuan untuk kembali ke jalan yang benar ketika tersesat, meski kemampuan itu--dan apapun kemampuan yang lain--masih harus dimohonkan. Sudah cuma ini saja kalimat agak berguna yang 'kutuliskan di sini. Ini adalah goblog, karena awalnya saja untuk menggapai masa lalu yang telah hilang, bahkan usaha sia-sia untuk mengadakannya kembali di masa depan. Jadi, di sini adalah tempat goblog-goblogan, yang bahkan tidak membuat sadar-sadar juga sebanyak apapun menggoblog di sini. Entah jadi apa gunanya terus-menerus goblog.

Sekarang aku tahu boleh memulai kalimat dengan "yang", namun aku jadi lupa mengenai apa kalimat yang akan 'kumulai dengan "yang" tadi. Aku justru teringat memilin-milin tahi upil yang memang selalu memberiku ketenangan batin; mungkin seperti Aryo dan Sodjo menghisap ibu jari mereka. Selain itu, aku juga ingat betapa goblog ini adalah satu-satunya kedirianku yang tersisa setelah aku tidak lagi menghancurkan peradaban-peradaban. Sampai titik ini, aku tidak bisa membayangkan diriku berurusan dengan peralatan audio-visual; masih bersikeras aku penulis.

Ah, kini 'ku ingat, yang luput dari menamatkan TBBT selama di Uilenstede adalah kenyataan bahwa setidaknya Leonard dan Sheldon selalu menulis dan menerbitkan tulisannya, tentu dalam terbitan ilmiah. Itulah karir akademik. Tidak ada pilihan lain. Lain cerita jika Mbak Puas sampai menjadi persiden mungkin aku bisa jadi Kepala BPIP. Hahaha jelas omongan asal bunyi. Hambatan wicara pada Barry Kripke, yang tidak bisa dikendalikannya, mungkin mirip dengan kembali ke UUD 1945 yang juga tidak bisa 'kukendalikan [beda!]. Kembali sehat tentu bisa 'kukendalikan.

Tekanan untuk menjadi terpelajar ini bukan main-main. Tekanan sebesar bermilyar-milyar Rupiah ini. Hanya kepadaNya aku dapat memohon kekuatan untuk menahankannya. Daripada membandingkan dengan yang lain, lebih baik 'kubersihkan wajahku dari rambut-rambut karena aku merasa ingin begitu. Perut yang menggelembung lagi mengganjal ini tidak akan berubah dalam waktu dekat, bahkan tidak Jumat ini Insya Allah ketika aku bertemu dengan Ibu Anies Mayangsari dari Pusat Perancangan dan Kajian Kebijakan Hukum (Pusperjakum) milik DPD-RI.

Bisa jadi pula aku mengurungkannya; 'kan 'kubiarkan rambut-rambut wajahku, kumit tipitku, jenggot berubanku, sekadar agar tidak kalah gertak. Jalan terus, selangkah demi selangkah. Lanjutkan apa yang telah dimulai minggu lalu, meski keringat tak kunjung kering kala itu. Bagaimana dengan urusan tekotok. Astaga yang seperti ini masih pula ditanyakan. Tidak ada pembenaran apapun baginya. Jika masih juga terjadi maka merasa bersalah 'lah. Hanya itu yang dapat dilakukan. Semoga suatu hari nanti ada solusi terhadapnya... sebelum ajal menjelang.

Aamiin yaa Robbal'aalamiin 

No comments: