Thursday, September 18, 2008

Sayur Lodeh a la Kak Hindry


Ketika Jeffrey begitu saja ber-eenie meenie, ketika itu jugalah ingatanku sampai pada Kawan Lutvi. Amboi, apa benar kabarnya? Well, Kawan, tidak banyak yang bisa kita lakukan, bukan? Seandainya waktu mengijinkan, mungkin kita dapat menemukan sinergi yang lebih bermanfaat. Akan tetapi, kini aku harus menemukan sinergiku dengan Herman AB, seorang kawan juga sepertimu, bagiku, dengan kisah ceritanya sendiri. Ijinkanlah aku mengakui segala keburukanku. Semoga engkau, kalian, kawan-kawanku, saudara-saudaraku, dapat menutupinya.

Adikku, ketahuilah, aku pun sering berdoa untukmu. Mungkin tidak secara khusus. Namun kau boleh yakin, setiap kali ingatanku sampai padamu, begitu saja sepotong dua doa menyelonong. Aku sayang padamu lebih dari saudara-saudaraku yang lain, bahkan adik-adik perempuan kita. Hey, hanya kau yang kupanggil "Adik". Lidahku tidak kelu untuk meminta maaf kepadamu, terutama atas segala ucapan dan perbuatanku yang tidak mengena di hatimu. Kita memang tidak terbiasa menunjukkan afeksi di antara kita sendiri. Biar malam ini, di sini, kutunjukkan padamu.

Sayur lodeh Kak Hindry memang unik. Cita rasanya tentu saja membuatku lebih nyaman beberapa derajat dari udara Maastricht yang kini anjlok sampai enam derajat celcius. Untuk suhu segitu, itu memang sayur lodeh. Ibu pasti akan menambahkan ini itu, dan yang sudah pasti garam. Namun aku memang tidak begitu suka rasa yang terlalu tajam, rasa apapun itu. Oleh itu, sesungguhnya aku cocok di sini, di mana segala sesuatu terasa tanggung di lidah. Apa kabar Ta'Mbun dan Ya'Mbem ya? Hidup di mana pun, bagi siapa pun, pasti terasa monoton. Semoga mereka diserbu banyak pembeli selama Ramadhan ini, baik sahur maupun buka.

Btw, tadi sore aku jalan-jalan ke San Wah di St. Antoniuslaan dan menemukan... Crispy Gouramy Fish! Ohoho, tersedia dalam tiga rasa: Original, Combination, Tom Yum. Bentuknya mirip potongan-potongan gurame goreng kering, tetapi yang ini kering sekali sampai seperti kerupuk. Rasanya asiiin! Seratus gram seharga EUR 3,85, atau dalam IDR menurut kurs kompas.com hari ini 51.700. Selain itu, aku juga beli Prepared Shredded Squid. Ha ha ha, lihat yang ini BazzBeto bisa gila! Juhi asli! Bukan juhi-juhi-an (maaf, maksudnya squid fillet) seperti yang dijual di AlfaMart Psiko!

Apapun yang kaurasakan, Kawan, ingatlah Guadalcanal, Tarawa, Saipan, Tinian, Iwo Jima, Okinawa. Tetap pegang teguh doktrin "maju perlahan-lahan" alias "tread lightly". Kalau berat bagimu memandangi dinding pantai apalagi bunker-bunker dengan sarang senapan mesinnya, tundukkan saja pandanganmu. Rendahkan badanmu, tetapi terus maju, inci demi inci, yard demi yard, sambil terus menembak, jika sasaranmu jelas terlihat. Jangan hamburkan amunisi untuk musuh yang tidak kelihatan, apalagi sarang senapan mesin. Hindari! Kecuali kau sudah sedekat itu sehingga jaraknya sepelemparan granat, jangan kau kontak dia!

They don't ask you to live when you join the Corps, but we need living and fighting grunts! We need plenty of them! Can't use them dead grunts nohow! Bertahan hidup itu seni tersendiri. Sainsnya memang sudah ada, tetapi bertahan hidup itu sendiri akan selalu menjadi kerajinan (craft) yang hanya mungkin dikuasai dengan berlatih dan berlatih. What doesn't kill you only make you strong. Itu filosofinya. He he he, jadi ingat Into the Wild. Alexander Supertramp, you're a candle in the wind on a cold dark winter night...

No comments: