Tuesday, January 01, 2013

Selamat Tahun Baru 2013, Banyak Sekali...


Hore! Hore! Selamat Tahun Baru 2013! Selamat Tahun Baru! [...dan seekor capung begitu saja melintas di setentang mata...] Wedyan! Tahun 2012 menggila dengan 69 entri, dan bulan Desember 2012 adalah satu-satunya bulan di Kemacangondrongan yang penuh terisi entri dalam ke-31 harinya. Benar-benar wedyan! Harus diulangi tidak ya prestasi ini? Harus dipertahankan tidak? Prestasi ndasmu! Satu-satunya yang hebat dari tahun baru ini adalah, jika diperhatikan di menu kiri, adanya tahun baru, yakni 2013; dengan satu entri, yakni INI, dengan judul "Selamat Tahun Baru 2013, Banyak Sekali..." Apanya yang banyak sekali? Bilangannya, para sanak, bilangannya. Jika merujuk pada beberapa film fiksi ilmiah, seperti salah satu episode Misi: Mustahil (Mission: Impossible) yang asli, seharusnya tahun segini umat manusia sudah punya koloni di Mars. [...masalahnya, emang Mission: Impossible fiksi-ilmiah? Lagipula, ada juga serial tivi. Lagipula, dalam episode itu cuma ada mobil-mobil berbentuk aneh seperti roket, koq; dan tahunnya pun belum sampai angka 2000 jika tidak salah] Kalau patokannya adalah serial Buck Rogers yang pernah tayang di TVRI awal '80-an, maka masih lama karena ceritanya dalam serial itu sudah 2491. Jadi masih ada banyak waktu untuk bersiap-siap menghadapi Putri Ardala dan kaki-tangannya, Kane Si Pembunuh. Namun demikian, sudah terjadikah sekarang apa yang dibayangkan dalam film-film fiksi ilmiah dahulu? Cukup banyak yang sudah. Sayangnya, sebagian terbesarnya, seperti halnya semua film itu, tidak berguna.

Lalu orang-orang miskin ini di Depok... Penghasilan mereka dalam sebulan mungkin paling banyak hanya sepertiga, atau maksimal seperdua, dari apa yang kuterima tiap bulannya dari UI. Itu jika melihat rumah-rumah mereka yang tidak lebih kumuh dari kawanku satu RW di Kemirimuka, Dodi Prayogo. Akan tetapi, tadi aku berkesempatan meninjau kampung tempat mereka tinggal. Menyambut tahun baru ini, di beberapa titik terdapat sekumpulan orang dengan alat pemanggang bertenaga arang kayu, siap dengan ikan, ayam, cumi dan jagung. Jagung itu juga sempat membuatku heran tadi sore. Di sudut-sudut jalan kulihat orang menumpuk jagung sampai beberapa karung. Aku sempat berpikir, waduw kasihan betul orang-orang ini panen jagung hari begini. Siapa juga yang mau makan jagung tahun baru begini? Ternyata aku salah karena luput melihat alat-alat pemanggang yang juga mereka jual. Oh, jadi begini kebiasaan orang-orang miskin Depok merayakan tahun baru. Sempat juga kuamati tadi, beberapa hanya punya jagung untuk dibakar. Mungkin ini yang paling miskin. Mereka yang punya kelebihan uang tentu bisa membeli lauk-pauk bagi jagung bakar itu. Lauk-pauk bakar... pengalamanku main bakar-bakaran tidak begitu baik. Biasanya tidak enak. Lagipula, buat apa pun bakar sendiri kalau beli lebih mudah, terjamin enak pula. Yah, tapi itu pikiran orang kaya sepertiku. Aku mungkin tidak bisa menghayati makna di balik main bakar-bakaran menyambut tahun baru seperti yang mereka lakukan; termasuk mengapa juga harus membakar kembang api, 'kan bikin kaya orang China [baca: Chaina, seperti para penyiar Metro TV itu grrr] saja.

Berbicara mengenai orang Chaina, Asia's Next Top Model kurang ajar telah menipuku. Rachel katanya orang India, ternyata warganegara Singapura [yang harus segera dikembalikan status dan kehormatannya sebagai Kecamatan Tumasik] keturunan Tamil! Wah, kalau begitu caranya, kalau peserta acara diidentifikasi tidak dengan kewarganegaraannya tetapi etnisitasnya, bisa tambah sedikit negara Asia yang diwakili dalam acara itu hehehe... Nanti kalau begitu dibilang rasis, diskriminatif. Ini memang mbelgedes semua, se-mbelgedes tempat penyelenggaraannya. Berhubung sudah dimulai, baik diteruskan saja. Sekali lagi saya tekankan di sini, kerakusan dan sifat buruk apapun pada dasarnya tidak bisa diatributkan secara eksklusif pada suku bangsa atau kebudayaan manapun. Akan tetapi, ya, akan tetapi, ada satu bagian dari cerita masa lampau yang mungkin sudah terlupakan bagi kebanyakan orang, yang mungkin seharusnya tidak lupa. Kehancuran Majapahit setelah mangkatnya Prabu Hayam Wuruk tidak bisa dilepaskan dari peranan orang-orang Cina Muslim, yang oleh Prabu Hayam Wuruk diizinkan tinggal di Lasem karena tidak bisa pulang ke negaranya. Mereka, entah mengapa, tidak puas dengan izin itu dan ingin memantapkan klaim mereka atas Lasem, dengan masuk ke dalam intrik-intrik politik Keraton Majapahit. Mereka ingin memastikan agar "orang"-nya menjadi raja! Sebuah kerajaan besar yang kuat digerogoti dari dalam oleh orang-orang yang, sekali lagi entah kenapa, jadi rakus dan jahat begitu! Sabdopalon dan Noyogenggong mengatakan bahwa orang yang dapat memperbaiki kerusakan besar ini adalah orang yang mampu memadukan kejawaan dan keislaman dalam dirinya. KEISLAMAN, bukan kecinaan, bukan kearaban, apalagi yang lainnya!

...kalau ketamilan bagaimana, boleh 'takkethak ndasmu!

No comments: