Monday, January 01, 2018

Selamat Tahun Baru 2018. Welkom Terug, Kibbeling


Ini Insya Allah sekadar agar ada dokumentasi, agar jangan seperti 2008 itu, yang tiba-tiba mak jegagig. Jadi biar semacam ada transisinya begitu, bahkan jika mungkin sampai detik-detik sebelum dan sesudah. [halahpeño!] Sekarang sih masih bisa kuingat-ingat awal 2008 itu. Yang jelas tentu saja sidang skripsi dan udara berhujan, mungkin juga payung kecil boleh beli di Bang Ipul beserta set bolpoin dan pensil mekaniknya sekali. Bolpoinnya hitam, pensil mekaniknya marun. Seingatku pensil mekanik itu bahkan ikut denganku ke Maastricht, sedang bolpoinnya tidak bisa dipakai. Seret.


Lalu ada juga hujan yang dahsyat. Aku agak lupa konteksnya. Seingatku mau ketemu penerbit buku atau semacamnya di belakang Arion, Rawamangun. Seingatku selain Rendy Prasetyo ada Sofyan Pulungan. Ya, karena konteksnya LPHM. Aku samar-samar ingat permukaan sungai yang meninggi. Apakah naik Transjakarta melalui Mampang? Apakah makan di bilangan Salemba Matraman, sedangkan ke arah Pramuka tidak bisa karena banjir tinggi? Itu sekitar Februari. Ah, rinciannya tentu saja banyak yang luput, namun suasananya, perasaannya, masih sangat lekat, seakan baru kemarin.

Lalu SWF. Guntur Freddy Prisanto. Udin Saepudin Noor. Chatter Box di Plasa Senayan. Rumah entah di mana. Marah-marah pada Teddy Anggoro di depan pavilyun. Wahyu Adi Nugroho, dan tentu saja Lantai 4 Gudang LKHT dengan komputernya yang menghadap ke arah Detos itu, meski ada Fujitsu. Sabai Sabai Nicole Theriault-nya Parulian dengan laptop segede gaban. Ah, tentu saja seleksi StuNed! Selebrasi ala-ala striker top di selasar Lantai 4 Gedung D ketika nilai TOEFL 620, dan tentu saja tes TOEFL di NESO Menara Jamsostek. Shalat di bawah jendela boleh bolongin tembok kostan.

Uah! Apa gunanya semua nostalgi ini! Nostalgi ketika berat badan paling parah 86 kg atau lebih sedikit, ketika belum Candesartan 16 mg, Amlodipine 5 mg dan Bisoprolol 2,5 mg, meski sebelumnya pernah juga Captopril entah berapa. Akankah begitu lagi? Hei, awal tahun lalu, hanya dengan Candesartan 16 mg aku berhasil mencetak 110/70 beberapa kali. Apakah itu berarti kuncinya ada pada berkeringat karena gerak badan? Awal tahun lalu yang berarti 2017, yang Insya Allah berarti sudah masuk dalam kenang-kenangan, seperti awal 2008 di atas? Masya Allahu Akbar bi hamdihi!

Insya Allah, 2018 ini, tidak seperti 2008, ada ancang-ancangnya. Ada transisinya. Tidak ujug-ujug. Masa datang-datang September? Masa sudah jatuh tertimpa cinta, setolol itu? Eh, tapi bisa jadi, itu artinya pada 2008 itu pun aku umek mempersiapkan. Adakah waktu itu aku khawatir akan apa yang kutinggalkan? Apa yang kutinggalkan ketika itu? Itulah mungkin mengapa, ketika aku merasa disergap birunya musim dingin, aku justru tertawa. Sudah gila apa kangen kostannya Babe Tafran, atau apa, kamar depan pavilyun atau bahkan carportnya sekali, di samping Jendril musim panas itu?!

'Tuh 'kan, malah lygia nostalgia lagi. [Lihatnya ke depan, dong. Songsong masa depan!] Buat apa disongsong, diam saja sudah pasti datang menghampir koq. Jadi tidak perlu terlalu kuatir pula. Pada waktunya Insya Allah akan temoto sendiri. Yang penting dikerjakan, jangan ditunda-tunda. [...tapi aku 'kan tidak bisa multitasking] Seakan masih penting pembelaan ini, seperti tidak pernahnya lagi berduet dengan John Gunadi menyanyikan Overjoy-nya Pretty Woman, kalau kata Bass Beto. Di depan tidak ada apa-apa. Di belakang sudah tidak ada. Sekarang sudah shalat? Sudah tobat?

Apakah di depan ada kibbeling atau bahkan yang jauh lebih baik dari itu, yang tidak pernah terbayang sebelumnya? Aamiin. Biarlah terkenang-kenang, bahkan tercamkan, sesorah UAS yang didengarkan Hari Prasetiyo tempo hari. Biarlah terkenang-kenang betapa Dugem Kumara shalat di mesjid bukan di mushala tempatku dan Hari ungkep-ungkep. Itu saja yang terkenang dan bahkan mengilhami, mendorong, menyemangati. Aamiin. Selamat Tahun Baru 2018, kuucapkan pada diriku sendiri. Tidak berarti apa-apa kecuali pengingat betapa umurku berkurang dan terus berkurang saja. Allahu Akbar!

No comments: