Sunday, June 28, 2015

Sepuluh Hari Kedua Ramadhan 1436 H


Ya, kuakui, aku shalat tarawih karena Istriku. Itu jauh lebih baik daripada tidak sama sekali. Itu pun akan kuingat sebagai hal baik darinya. Tentu saja, aku berusaha melakukannya seikhlas mungkin, sepenuh hati. Jika aku sendiri, atau tidak di rumah, sudah barang tentu aku tidak teraweh. Mungkin ini bisa menjadi suatu eksperimen jika kapan hari dalam bulan Ramadhan ini aku tidak di rumah. Adakah aku akan dengan kesadaran sendiri mendirikan tarawih? Eksperimen. Semacam eksperimennya Gandhi ‘gitu. Wallahu’alam.


Maka malam hari setelah berpuasa yang kesebelas hari ini, aku mengetik-ngetik ditemani Gospel Jour et Nuit yang dalam bahasa Inggris disebut Day by Day oleh Godspell. Suatu nomor lama, dari... 43 tahun yang lalu! Masya Allah, seperti halnya Boriyana Ivanova menulis Mashaallah! Ini racikan Paul Mauriat, sedangkan aku lebih akrab dengan Boticelli punya. Ah, irama instrumentalia ini... melembutkan hati. Semoga benar lembut hatiku gara-gara kalian, jadi mudah menerima kebenaran. Hatta, tergerak untuk melaksanakan kebenaran itu.

Padahal, banyak sekali pekerjaan menumpuk. Penugasan dari Kwarta belum kuseriusi meski sudah kutengok-tengok sedikit. Apa yang ada dalam pikiranku ketika aku begitu saja mengiyakan permintaan Deny Giovano untuk menulis mengenai biofuel? Kemana pulak akal sehatku ketika begitu saja mengiyakan ajakan Wiyono untuk menulis buku. Sedangkan, tanpa minta persetujuanku, namaku begitu saja dimasukkan dalam tim materi Munas I MP, dalam tim penulis buku teks Hukum Lingkungan. Blimey! Semoga semua ini semacam pertanda bahwa badan dan pikiranku memang akan siap dan mampu untuk melakukan itu semua. Aamiin Yaa Rabbal’alamin.

Ini adalah sepuluh hari kedua dalam bulan Ramadhan Mubarak 1436 Hijriyah. Semoga tulus dan sepenuh hati rasa syukur hamba ini, masih diijinkan untuk berjumpa dengan Ramadhan tahun ini. Terima kasih, Ya Rabb. Semoga hamba mampu mewujudkan rasa terima kasih ini dalam perbuatan. Tolonglah hamba, Ya Rabb, karena tiada daya tiada pula kekuatan kecuali denganMu, Maha Kuat, Maha Perkasa, Maha Berkehendak. Ampunilah hamba, maafkan hamba yang lalai lagi durhaka ini. Kasihanilah, Ya Rabb hamba.

Sepuluh hari kedua berarti masih banyak, meski sudah banyak juga yang terlewat. Jika Ramadhan-ramadhanku ketika kecil hampir tidak ada yang berkesan, maka biarlah Ramadhan-ramadhan di masa tuaku ini, sejak sekarang dan sebelum-sebelum ini, sampai nanti dan seterus-terusnya, Insya Allah, akan selalu berkesan. Bagaimana cara membuatnya berkesan? Sebenarnya perumahanku ini sudah memberikan begitu banyak ide mengenainya. Tak ingin pula aku berkomentar lebih jauh  mengenainya. Rabb, hamba mohon dituntun selalu ke arah kebaikan yang lebih baik dan lebih baik lagi.

Sedangkan dosa hamba masih menggunung, sedangkan masih saja bertambah dan bertambah. Ampun, Ya Rabb. Ini adalah sepuluh hari kedua dalam bulan Ramadhan yang penuh berkah di tahun Hijriyah ke-1436. Kata orang, sepuluh hari kedua ini penuh ampunanMu. Rabb, hamba mohon dituntun ke jalan yang penuh ampunanMu, karena hamba sendiri merasa tidak berdaya menghadapi dosa-dosa hamba yang menggunung, sedangkan hawa nafsu masih terus saja menarik-narik untuk menambahnya lagi dan lagi. Ampuni hamba, Ya Rabb, kasihanilah. Tolonglah hamba, Rabb.

Sebentar ini, aku akan pergi ke toko herbal di seberang Pizza Hut Tole Iskandar, membeli gamat. Sejak puasa ini memang aku berhenti minum gamat, meski karena belum gajian. Sekarang sudah gajian, maka beli lagi gamat. Alhamdulillah, kelihatannya gamat memang berkhasiat, atas ijinNya. Mengenai kunyit, di toko herbal itu ada juga yang harganya jauh lebih murah, meski kurasa tetap saja ada harga ada mutu. Semoga saja kunyit yang lebih murah ini tidak terlalu jauh mutunya dari buatan Sido Muncul yang bermodal besar itu. Aamiin.

No comments: