Saturday, February 17, 2024

Betapatah 'kan Kupenuhi Janjiku Ini. Kakiku Dingin


Ada entri-entri yang kumulai dengan ada malam-malam. Seperti entri ini, kumulai dengan ada malam-malam hatiku meleleh seperti salju April. Tiada sesiapa dapat kusalahkan karena ketololanku, dan kemalasanku. Kepengecutanku juga, sedang banjo saja berduel. Sedang Earp bersaudara baku tembak dengan Johnny Ringo dan kawan-kawannya, dibantu Doc Holliday. Sedang aku, Catur, dan mungkin Rully menontonnya di Bayeman Theatre, dengan harga tanda masuk Rp 450; pada saat yang sama Magelang Theatre Rp 1100. Ya, kami bertiga II Bio-2 lanjut III Bio-1. 
Kemanisan ini tidak pernah sirna, tidak pudar setitik pun sejak aku masih belasan tahun. Kisah ini, dua kekasih yang entah mengapa ingin berpisah namun tak satupun sanggup mengucap selamat tinggal. Sungguh kepiluan yang manis meski bergemeretak itu senar dan tom-tom digebuk. Aku penggebuk dram Biodeath, sejak itulah aku terkenal sebagainya. Padahal, dimulai dari kamar mandi Cimone Gama I No. 26 yang kecil coklat itu, lalu kamar mandi-kamar mandi di Yado II No. E4, aku adalah seorang vokalis. Kukepalkan jari jadi es kepal, bukan tinju, entah mana arah dituju.

Semulut penuh siwak terasa kesat kelat begini, karena ooh sungguh damai di sini. Di atas bumi ini entah sudah berapa kali, di berbagai tempat kurasakan kedamaian. Bahkan jalan kaki dari Bellagio Boutique Mall ke depan Jalan Satrio juga bisa damai. Berputar-putar di sekujur menara Eiffel aku tidak peduli damai ataukah tidak, sekadar suatu pandangan untuk suatu pembunuhan. Di padang sabana sana itu bukan pembunuhan sama sekali. Itu sekadar makan malam atau sehari-hari, atau berhari-hari. Dibuat 32 mulai sedap 34nya mantap agar suara-suara tolol tak terdengar.

Kesakitan bisa jadi dimulai dengan kuiscis, begitu cara membacanya, dan cokelat panas tinggi yang sama sekali tidak kondusif. Aku jadi merindukan meja komputer goyang-goyang, yang padahal didisain untuk menopang monitor lama berkonde. Kurasa laptop pertama yang ditopangnya adalah Axioo Pico, yang tak lama kemudian digantikan Asus A450C. HP-11CB Insya Allah akhir Agustus ini dua tahun umurnya, kurasa lebih panjang dari Axioo Pico, atau sama. Akankah setelah ini, segera disusul oleh semacam Asus A450C tapi yang dapat mengoperasikan peradaban enam.

Itu semua tidak penting dibanding dengan segarnya udara dari arah utara dan timur. Disaring pintu belakang berkawat nyamuk, namun di sebaliknya terbuka leluasa berkonblok berlubang-lubang penumbuh rumput. Menara tangki air di atas sebuah tiang yang di bawahnya sering kubuat berak di subuh hari, ketika Cantik sedang memakai satu-satunya kamar mandi kami. Uah, bahkan rumah ini saja sekarang sudah bisa dikenang-kenang. Sebelum setengah enam kegelapan menyembunyikan, memperhatikan betapa putik-putik bermekaran yang lekat dalam ingatan.

Cinta tidak lama. Kenangannya yang terus tinggal bertahun-tahun lamanya. Hanya orang tolol yang kecanduan cinta, ingin terus merasakannya berlama-lama. Selebihnya menjalani hidup di dunia, mencoba membuatnya bermakna atau sekadar menjejalinya dengan kesenangan-kesenangan besar dan kecil. Bulan tersaput awan membuktikan betapa khayalan akan perang bintang akan selamanya menjadi khayalan, terlebih galaksi limbo dengan bintang monnya. Jika aku masing mengetik-ngetik di sini, maka aku sudah tak punya teman lagi.

Sungguh sedap melodi yang digubahnya, meski memang harus diproduksi dengan aransemen seperti ini. Jika harus mereproduksi kesedapannya dengan gitar kopong, kurasa aku harus mengerahkan segenap daya cipta. Setua ini, daya ciptaku tinggal setetes-setetes, sedang adikku masih terpikir ingin punya motor karbu. Legiun kondor! Ini bisa lucu, lebih lucu dari spesialis kuliner angkatan laut amerika serikat. Kondor di sini jangan dibayangkan burung pemakan bangkai, tetapi celana yang dipelorotkan sebagai candaan tak lucu anak-anak tolol. Namun tidak jadi ah. Ide buruk.

No comments: