Saturday, July 30, 2022

Aku Suka Kamu Suka Bicara Cinta


Apakah goblogku cantik. Bagaimana sih goblog koq cantik. Goblog itu ya untuk dibaca-baca. Perlukah cantik. Ya, tidak perlu cantik, lah, yang penting asal jangan sampai menyakiti pandangan. Goblogku entah dari kapan bentuknya seperti ini terus, mungkin hampir sepanjang umurnya. Aku ingat dulu kali pertama tidak seperti ini, namun itu hanya sebentar. Aku ingat pernah merah putih nuansanya atau semacam itu, dengan muka-ketik yang balok begitu. Aku suka goblogku sekarang. Earthy, sebagaimana aku suka woman bukan lady apalagi baby; atau aku sendiri.

Lantas apa, sosis baso lada hitam dimakan dengan nasi bersimbah kecap asin bekas sushi yei, masih dilanjut nasi rames tumis oncom leunca, acar kuning, tumis buncis udang. Minumnya frestea nusantara masih disambung susu jahe emprit di kubikel yang sebenarnya nyaman. Kalaupun agak tidak nyaman, bukan karena bokser boleh beli di Action, melainkan karena memang sudah mengalir sampai jauh seperti Bengawan Solo. Alangkah lebih nyamannya jika tidak terasa mengganjal di situ. Sebenarnya mudah saja solusinya, namun bukan kebiasaan baik baginya.

Seperti sudah bisa diduga, meski sudah dikepret kapal api, susu jahe emprit tidak berdaya mengusir kantuk. Memang kantuk tidak pernah bisa diusir apalagi diobati dengan apapun. Kantuk hanya bisa dibawa tidur. Namun aku tidak ingin tidur, maka begitu saja 'kuganti irama baru mendayu dengan hentakan Menza dan Ellefson serta derunya Mustaine dan Friedman. Memang baik Hetfield maupun Mustaine tidak seberapa sebagai vokalis. Sammy Hagar bagaimanapun masih yang tergahar. Meski begitu, sebagai band, Megadeth dan Metallica, masih tetap harus disebut.

Akhirnya di malam yang balsamik ini aku menemukan diriku tidak pernah merasa cukup akan dirimu. Apakah jika nanti Lenovo AIO 520 sudah datang aku harus membiasakan diri dengan Samsung Galaxy Tab A ini, bisa jadi. Aku sudah terpikir caranya. Mengapa tidak dicetak saja segala komentar Gerben, lalu kuletakkan di samping sambil menghadapi tablet ini. Siapa tahu begitu malah lancar, seperti halnya dahulu aku lancar sekali mengerjakan kertas delapan bulanku. Tepat delapan bulan! Orang memang suka bodoh mengada-adakan prestasi dari masa lalu, dan orang bodoh itu aku.

Kabar baiknya, tidak ada yang mudah di dunia ini, meski aku mendapat cintamu. Namun belum terlambat untuk merasa kesal. 'Kurasa sudah 'kucatat di sini kejengkelan pada bunyi berkeriut ini, masa 'kulakukan lagi. Masa sejengkel itu. Belum terlambat, maka jangan lari. Aku juga membutuhkanmu, namun sulit untuk menjadi sama, sedangkan secangkir plastik merah serbat uwuh berwarna merah menemani malam balsamikku. Aku hanya bisa minta ampun. Aku harus melakukan sesuatu untuk sahabatku Laurens dan segera. Belum terlambat untuk jatuh cinta. Terima nasibmu, akulah yang kaupikirkan.

Ah, seperti adaku dari masa kecilku. Sekarang aku bersama belahan jiwaku. Adakah kami pernah bercinta-cintaan seperti remaja kencur, tidak pernah. Kalaupun pernah, waktu kami tidak banyak. Namun seperti adaku, cintailah, Sayang, seperti adaku ini sungguh mengilhamkan cinta remaja. Gila apa remaja cinta-cintaan adalah pikiranku dari sejak remaja yang mungkin agak 'kusesali sekarang. Namun buat apa menyesal. Hidupku kini bahagia bersama belahan jiwa di katulistiwa. Bukan kenangan mengenai cinta sepasang sejoli pula, melainkan cinta sepiring nasi dengan sambel goreng tauco.

Menjaga cinta hidup adalah ketika yang kurang gula saja sudah demikian manisnya, seperti sarapan ketupat gulai a la Piaman bersama Cantik dan Awful, minumnya teh panas gula sedikit untukku dan Cantik, es teh manis untuk Awful. Sepinya malam yang 'kudapat meski ini baru jam sepuluh. Apakah ketika itu aku baru beranjak masuk kampus atau bersiap-siap ke Mang Ade adalah dari dua puluhan tahun lalu. Ige, Gani, Shawn, seringnya itu. Ya Allah betapa hamba harus melalui yang seperti itu, ketika sekaleng Bir Bintang dingin, pilsener atau hitam, terasa begitu segarnya. Ampuni hamba.

No comments: