Saturday, May 01, 2021

Hari Buruh: Gol Gadat, Nasi Gorengnya Pedas


Setelah lebih dari 24 jam berlalu, yang ada hanya rasa syukur yang sangat mendalam atas belas-kasihNya. Tiada lain penjelasannya hanya itu. Biarlah di sini 'kuabadikan belas-kasihNya sejak berpisah dengan para Kraanspoorian di depan gerbang masuk KLM Schiphol itu. Rasa meriang mungkin sekadar akibat gerak badan dengan baju tebal, yang mana gerbang F2 lalu F9 itu ternyata lumayan jauhnya. Di gerbang F9 itulah 'kutemui seorang bapak wong kito, awak kapal survei yang memeriksa kerak karang pada rig lepas pantai, dengan tumor di dalam kepalanya.


Ketika Boeing 777-300ER KLM mulai taxi, 'kupandangi dari kejauhan lampu-lampu Amsterdam. Kita akan segera bertemu kembali dalam keadaan yang jauh lebih baik. Amin. Ketika ia mengudara dan berbelok ke timur, terlihat Ij. Geraman mesin jet ini yang biasa 'kudengar ketika sedang berbuka puasa. Tak lama kemudian aku pun berbuka dengan semacam makaroni dengan keju, rujak glabed dengan kismis, dan pencuci mulut yang hanya 'kucolek sedikit. Setelahnya aku merasa agak mengantuk, ketika mengulang Raungan Perang entah keberapa ribu kali.

Seperti biasa aku tidak pernah benar-benar bisa tidur, maka baru lewat sedikit dari tengah malam waktu Amsterdam 'kutanyakan pada awak kabin bolehkah aku mendapatkan sarapanku sekarang juga. Ia memberikan padaku buah potong dan yogurt buah-buahan hutan, sedang ia memanaskan pastri keju. Hahaha makanan Belanda betul, namun ternyata benar mengenyangkan. Aku bahkan masih menggerayangi snek berupa krekers entah-entah yang tidak 'kuhabiskan pun. Bahkan masih dibagikan brownis, lumayan membuatku menghabiskan sebotol lagi air.

Berhubung memandangi terus-menerus Penerbanganku bisa membuat edan, aku mencoba-coba Gol Gadat. Astaga, ini adalah sekadar tontonan mengenainya seorang. Tiada sedikitpun yang dapat dipelajari. Ini semata mengenai Gol Gadat! Harus 'kucatat di sini bahwa hiburan dalam penerbangan KLM tidak semenarik yang 'kuingat pada Garuda, meski layar sentuhnya lebih nyaman dibanding stik-kesenangan berkabel yang kadang menjengkelkan itu. Akan tetapi, main Bejeweled dengan layar sentuh begitu memang tidak cihuy. Pendek kata, aku kurang terhibur.

Mendarat di Changi, mengudara lagi, dibagikanlah roti lapis isi krim entah-entah dengan irisan timun untuk membatalkan puasaku; ketika duduk sambil mengisi formulir kesehatan di Cengkareng yang terkesan kacau. Di sinilah aku bersyukur kepadaNya atas segala yang 'kualami dalam 24 jam terakhir ini. Pilihan-pilihan Gerben dan Takwa semata adalah belas-kasihanNya. Semoga juga dicatat sebagai kebaikan bagi mereka. Tidak terbayang jika aku harus mengalami apa yang dialami Japri. Biar 'kuangkat topi padamu, kau lebih hebat dariku dalam hal ini.

Di malam minggu itulah aku beristighfar di tengah rintiknya hujan dan hangatnya udara. Selebihnya adalah kenyamanan yang semata-mata adalah belas-kasihanNya. Meski sempat lapar karena baru buka roti isi entah-entah, Alhamdulillah ketemu Mas Samsul Rizal yang membelikan nasi goreng. Entah perutku yang sudah tidak biasa, atau Mas Rizal yang tidak percaya nasi goreng yang tidak pedas sama sekali, nasi gorengnya pedas! Alhamdulillah bahkan masih ada Mas Rizki yang membawakan makanan tidak pedas, semata pertolonganNya lewat orang-orang baik ini.

Aku tidak sanggup membayangkan jika tidak begini. Semoga Allah memberitahuku bagaimana caranya bersyukur atas karunia nikmat yang sangat besar, yang tengah 'kurasakan ini. Biar 'kudoakan saja semua Kraanspoorian, Japri, Gerardus, Gregorius, Arum yang 'kutinggalkan, agar mereka lancar mengerjakan apa yang harus dikerjakan, sebagaimana doaku bagi diriku sendiri di sini. Semoga Allah menolong juga bocah yang mengatur transportasi dari bandara ke hotel, bapak yang mengantarku ke sini, dan semua yang membutuhkan pertolongan, demi Belas-kasihNya.

1 comment:

Anonymous said...

"Bingung gue, Dul, itu pade2 kedoyanan bener sama Mpok Gadot. Pan mukanye rada mirip Zainab, Dul? Gue mah lebih demen si Zainab kemane2 Dul. Resep amat ngelongok mukanye, Dul. Elu mah Dul doyanannya yg bule macem Sarah atawa si Mpok Gadot. Gue mah ibarat kata ada ruti ketemu pecak, ya gue milih pecak, Dul. Boto bener emang Mpok Gadot, Dul, tapi gue mah doyanan si Zainab dul, mana gue kebayang2 dampyak sama kereng bener itu bulu2nya pasti, Dul." - MANDRA