Monday, August 23, 2010

Mungkin, Kali Ini Kau Percaya


Mungkin aku tidak akan pernah dapat memahami sepenuhnya permainan ini. Mungkin karena aku sok-sok'an menyebutnya sebagai "permainan," sementara kebanyakan orang begitu saja melakukannya. Hanya salah satu tahap dalam kehidupan yang harus dilalui. Namun demikian, betapakah aku tidak akan memandangnya sebagai permainan. Jalanku sangat dramatis [Ah, itu 'kan gara-gara kamu sendiri hobi mendramatisir apapun]. Mainkan saja! Bersenang-senang! (Bersenang-senang?) Sepertinya sulit. Aku terlalu serius untuk bersenang-senang. Sudahlah. Percuma saja. Tak dapat lagi kulawan perasaan ini (Ini kata Kevin Cronin lho).

Ada yang penting dan nyaris terlewat dari China Town. Oh ya, China Town itu majalah yang ada di Bakmi Margonda. Boleh dibaca, dibawa pulang jangan. Jadi, ada rubrik yang isinya kata-kata bijak orang Tionghoa. Salah satunya, intinya, celaan terhadap pengeluaran yang sama besar dengan pemasukan. Hal ini dipandang sebagai kesalahan besar. Aku sangat terilhami olehnya, tapi apakah aku mampu menepatinya? Hari ini saja sepertinya aku sudah gagal. Buka tadi, aku makan Bakso Semeru sampai sembilan ribu. Baru saja, aku makan malam pakai nasi Padang seharga sembilan ribu juga. Well, makan memang setidaknya segitu di Depok sekarang. Dapatkah aku lebih hemat dari itu? Haruskah?

Lebih gawat lagi, hari ini aku masih juga tidak menyentuh formulir evaluasi diri dosen-dosen inti itu! Berikan padaku apa saja kecuali itu... dan laporan pertanggungjawaban RKAT mungkin ya... Grrhhh!!! Mana tahan 'dah kerjaan-kerjaan ini. Lihat! Aku lebih tua darimu duabelas tahun 'Rid, dan masih saja aku mengeluhkan hal yang sama dengan yang kau keluhkan sekarang, seperti kukeluhkan duabelas tahun yang lalu. Jadi, memang tidak mungkin melarikan diri dari kenyataan ini. Hadapi! Kamu mau jadi dosen?! Hahaha! Kalau kamu mau tahu, aku jadi asistennya Sofyan karena aku pengecut! Aku tidak seberani Pendekar Hina Kelana [...tapi dia 'kan anak bungsu dalam keluarganya, dan orangtuanya sudah tidak ingin apa-apa lagi...]

Bakso Semeru hari ini agak lumayan. Sambelnya kuberi dua sendok. Mungkin bukan itu juga penyebabnya. Mengerikan sekali. Makanan adalah satu-satunya rekreasiku! Menonton... Ya, malam ini aku menonton (atau lebih tepatnya menamatkan) Raiders of the Lost Ark, seperti kemarin aku menamatkan Temple of Doom. Sama saja 'kan? Di Belanda dulu juga begitu. Makan dan nonton. Itu pun lebih untuk lari dari kenyataan. Aku sudah tidak telaten main permainan komputer. Mengerikan! Setidaknya aku tahu pasti bahwa kemarin itu bukan homesickness. Ternyata di sini pun aku begitu. Jalan ke arah Selatan, entah kenapa terpikir Bubur Jagung, ternyata habis. Begitulah akhirnya menyeberang ke Siang Malam. Oh, sebelumnya beli teh Tong Tji dan Antangin di Alfa Midi. How eventful my life is!

Henry W. "Indiana" Jones, Jr. Ph.D. Seorang doktor yang jago lompat-lompat kesana-kemari, tetapi juga mengajar di depan kelas, meski digambarkan mahasiswanya "mengagumi"-nya tidak karena kuliahnya. Tidak apa-apa. Hollywood keparat, biasalah itu. Seperti halnya ketika harus mengerjakan sesuatu yang belum pernah dikerjakan, aku butuh pembanding. Bagaimana sih cara orang mengerjakannya? Oh, begitu. Lantas aku mencoba untuk membuat yang lebih baik darinya. Benar juga kata Khairil Azmi. Sekarang sulit menulis sesuatu yang fenomenal. Saingannya banyak. Namun, yang penting menulis! Dapatkah aku melecut diriku sendiri untuk menulis, sambil menyemangati Sofyan, Farid dan Sandoro? Sofyan jelas sangat membutuhkan semangatku, dan dia benci sekali tragedi-tragediku. Hahahahah!


"It was common for them to lift their skirts and reveal their legs, underwear and occasionally the genitals" (Wikipedia.com on how the courtesans there used to dance in Moulin Rouge's early days)

Aku mencintaimu, Cantik. Sangat! Kamulah yang akan membuatku tidak percaya pada horoskop, karena kamu akan membuktikan betapa kita bisa saling mencinta dengan syahdunya. Jangan salah! Aku selalu siap untuk kaya! Segala yang ada dalam kepalaku ini hanya akan terwujud jika aku kaya, maka aku selalu mempersiapkan diri untuk itu. Aku yakin kamu bisa membantuku menuju kesana, Cantik. Akan kubuktikan kalau impian-impianmu tidak bertentangan dengan jalan yang akan kutempuh. Bersamaku, impian-impianmu akan mendapatkan bentuknya yang tidak pernah kau bayangkan sebelumnya. Aku sudah tidak mampu membayangkan diriku tanpamu, meski aku juga tidak sepenuhnya terbayang apa jadinya bila bersamamu. Kau mungkin bukan orang yang percaya bahwa cinta akan menghidupi kita. Mungkin, kali ini kau akan percaya. [Kalau ternyata aku gagal, bagaimana? Kalau ternyata Carry pun tak terbeli, bagaimana? Akankah kau meninggalkanku?]

No comments: