Saturday, February 07, 2015

Belum Ada Judul. 'Ga Usah Aja


Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk. Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala puji hanya bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada junjungan kami Baginda Nabi Besar Muhammad SAW berserta keluarganya, para sahabatnya, para pengikutnya semua sampai di akhir jaman. Aamiin.

Agar suasana hati sesuai, mungkin memang harius dibiasakan dulu dengan menulisi Kemacangondrongan. (Halah!) Siang ini, di hari wisudanya kebanyakan anak bocah 2011, aku menjadi Mas Jo. Hahaha. Iya, aku menjadi Mas Jo karena aku mengetik di depan ex-markas BPM. Memang yang paling sulit dari tidak punya meja sendiri adalah tidak punya akses internet kabel. Lalu internet gunanya buat apa? Aku juga tidak yakin. Apakah program-program di dalam Asus Transformer ini harus dimutakhirkan benar? Aku juga tidak yakin.

Meski ini gambar Kapal Borobudur, sebenarnya sih biar cepat saja. Dari Bismillah Kasal.
Akhirnya, akses internet ini memang hanya berguna untuk memutakhirkan Kemacangondrongan dengan entri yang kuharapkan dapat memicu suasana hati yang pas untuk segera menulis. “Kamu belum terima dari Jeprut?” tanya Cantik tadi begitu saja. Berarti… aku harus menulis. Oh, dengan kincir-kincir angin di hatiku, dengan kisah cintaku, aku tidak bisa lain kecuali menulis. Hanya itu pun yang aku bisa. Belum pernah, seingatku, dalam hidupku aku menadahkan tangan tanpa berusaha barang sesuatu apa terlebih dahulu. Ini lebih karena kata yang telah terucap.

Lagipula, perancang Transformer ini sepertinya tidak pernah menggunakan mesin tik. Memang sih, dulu di mesin tik ada juga standar untuk menegakkan kertas. Akan tetapi, kertas yang terlentang di atas penggulung ‘kan posisinya cenderung tidur, tidak tegak hampir sembilan puluh derajat begini. Ya, itulah kekurangan terbesar Si Peubah ini. Mengetik satu dua halaman mungkin tidak terasa. Jika harus mengetik ratusan halaman, kurasa akan terasa juga akibatnya pada tengkuk dan pundak. Mungkin, Transformer ini memang tidak dirancang untuk digunakan berlama-lama.

Berarti Asus X450C tidak boleh dijual. Berarti akan ada sumber rejeki dari tempat lain. Berarti aku akan dikaruniai kesehatan yang baik. Aamiin. Di hari wisuda kebanyakan anak bocah 2011 ini, di hari baik bulan baik ini, bahkan kapan pun, aku selalu berprasangka baik pada Tuanku. Kepada sesama manusia saja aku selalu berprasangka baik. Mengapa pula aku tidak berprasangka baik pada Tuanku Maha Baik? Lagipula, Si X450C itu masih kurang dua kali lagi cicilannya, bulan ini dan bulan berikutnya. Alhamdulillah.

Barusan bertemu Bobby Marbun dan Putu Daivi, dan Bobby berminat pada Institut Pancasila yang tidak menghasilkan uang itu. Seandainya saja aku mampu menjadi Carl dan Takwa Frednya, itu… angan-angan yang terlampau jauh. Das Sikumbang sudah dua kali menyindir, “sudah saatnya.” Aku bisa apa? Aku cuma bisa berkhayal aku Carl sedangkan Takwa Fred. Tidak ada jaminan pula Takwa akan kehilangan kesabarannya padaku, atau kehilangan minatnya pada apa yang sekarang menjadi minat bersama ini. Ahaha, itu sih aku banget, Bahkan Su Suk aja tahu.

Lalu aku sesumbar pada Bobby. Beri aku waktu sampai September tahun depan dan mari kita lihat apa yang terjadi. Edan. Sok-sokan. Gaya-gaya’an. Sementara itu, aku harus segera menghasilkan Seri Sejarah Maritim Indonesia, yang aku anggap sepele pengerjaannya, namun kenyataannya sampai detik ini belum bertambah sepatah kata pun. Mengapa aku merasa sangat berkewajiban? Apa karena janjiku? Sejujurnya, tidak terlalu. Ini lebih karena Cantik. Segala sesuatu selalu mengenainya. Sudah lima tahun lebih ini, hidupkan selalu saja hanya mengenainya.

No comments: