Tuesday, September 06, 2011

Somalia, Kelaparan Sebagai Senjata


Jarang-jarang aku menulis entri hari gini. Paling tidak, aku sudah shalat Ashar. Jadi tidak apa menulis entri. Diiringi raungan Power Slaves dengan hit mereka sepanjang masa, Impian, aku tiba-tiba jadi teringat Eyik yang sudah dimasukkan rumah sakit jiwa. Memang, kalau menulisi macangondrong enaknya jangan pakai berpikir. Tulis saja apapun yang tiba-tiba melintas di otak. Sandoro sedang makan Ayam Bumbu Rujak-nya Warung Alo, padahal dia sudah makan uli dari Agam tadi. Enak juga, kata Sandoro. Mari kita coba buat paragraf pendek-pendek saja, tapi ada enam. Seperti Kekasihku-nya Padi juga superb melodinya, haunting-like. Masa-masa itu memang kurang enak untuk dikenang, masa-masa ketika lagu ini sedang hit.

Dalam film 'Black Hawk Down', dikatakan bahwa milisi Somalia yang saling berperang menggunakan kelaparan sebagai senjata. Mereka sengaja menahan bantuan bahan makanan dari PBB untuk melaparkan musuh-musuhnya sehingga lebih mudah dikalahkan. Orang Barat menganggap bahwa perbuatan itu biadab, genosida, pelanggaran HAM berat dan sebagainya. Padahal di Jaman Kegelapan mereka, wardlords Eropa biasa melakukan itu. Bahkan, kampung-kampung bisa begitu saja dibakar dan dimusnahkan untuk alasan-alasan yang biadab, untuk ukuran jaman sekarang. Misalnya, sebuah kampung baru saja panen, dan akan dilewati oleh tentara musuh. Jika seorang panglima merasa tidak mampu menahan laju tentara itu, maka setidaknya yang dapat dilakukan adalah membumihanguskan kampung tadi, agar tentara musuh tidak dapat mengambil manfaat darinya. Hey, VOC pun menggunakan taktik ini ketika berperang melawan Sultan Agung!


Tampak dalam gambar, Walikota Bunawan, Cox Elorde, dari Propinsi Agusan del Sur, Filipina Selatan tengah memeluk Buaya. Berikut ini adalah percakapan antara Walikota dengan Buaya.

[Buaya] Apakah kamu benar-benar sayang aku?
[Walikota] Tentu saja 'ku benar sayang kamu.
[Buaya] Buktikanlah, buktikan, coba buktikan padaku...
[Walikota] Hati ini, cinta ini, hanya butuh, hanya ingin dirimu, dirimu selamanya...

Tetap saja menyedihkan. Aku mengurangi makan agar tidak terlalu gendut. Orang-orang Somalia kekurangan makan sampai mati. Tahukah kamu, aku sekarang sudah tidak begitu suka memikirkan goro-goro. Aku lebih suka jika segala sesuatunya berjalan lancar dan aman-aman saja, setidaknya untukku. Aku menjadi sangat egois. Tahukah kenapa? Karena kini aku punya harapan. Kini aku berharap akan masa depan. Entah seperti apa bentuknya, tetapi aku sungguh berharap agar masa depanku itu nyaman dan damai, untukku dan untuk orang-orang yang aku sayangi. Sebenarnya tidak bisa juga lantas dikatakan egois. Aku hanya mencoba serealistis mungkin, seperti yang biasa dilakukan kebanyakan orang. Gila apa?! Buat apa aku membayangkan diriku ambil bagian dalam berubahnya jaman? Jaman, silakan berubah. Allah, hamba mohon, selamatkan hamba dan orang-orang yang hamba kasihi. Amin.

Jalan masih panjang, jangan ucap janji, nikmatilah cintamu hari ini. Begitu kata Andy Liany almarhum. Jalan masih panjang, okay. Namun, kenapa jangan ucap janji? Aku mengucap janji, Insya Allah, untuk bersyukur atas cinta yang kunikmati hari ini, dan yang akan kunikmati sepanjang jalanku menghabiskan umur. Amin. Keadaan dan perasaan dalam mana aku berada kini, sesungguhnya kurang nyaman. Sesungguhnya, aku selalu merasa was-was dan gelisah. Sungguh aku memohon dalam hatiku yang paling dalam, semoga Allah segera mengakhiri penantian ini. Sungguh, aku memohon dan selalu memohon kepadaNya agar dijadikan hambaNya yang selalu mengingatNya, selalu bersyukur atasNya, dan terus diperbaiki mutu penghambaannya. Karena aku sedang dimabuk kepayang, dimabuk asmara. Karena aku tersentuh tepat di hatiku, tersentuh dengan sepenuh jiwa, hahaha...

Aku berjanji untuk beres-beres kantor hari ini, tetapi sudah jam 17.00 dan aku belum melakukan apa-apa untuk itu! Biarlah kutulis ketakutanku kini. Uangku tinggal satu jutaan! Ya Allah! Masih ada sih seharusnya yang dari Bu Myra. Besok aku ketemu dengannya. Semoga beliau menanyakan rekeningku hehehe... berapa yaaa... Semoga jumlahnya lumayan. Karena aku sedang jatuh cinta... eh, salah... Aku sedang mau membuka tabungan baru, yakni Tabungan Haji Bukopin! Subhanallah! Imanku cuma sampai di kulitnya! Hahahaha.... dan aku dengan penuh emosi menukasnya. Sungguh aku sangat menyesali, kenapa harus kutukas? Oh, bodohnya... Bodo ah, Aku memang sedang jatuh cinta, tapi aku tak berdaya...

No comments: