Saturday, June 18, 2011

Walau Banyak yang Mencoba Memisahkan Kita


Aku akan selalu mencintaimu! Lagu ini membuat kenanganku mengembara ke jaman Cimone. Waktu yang sangat krusial bagi pembentukan mentalku... sehingga keple begini. Hahahaha... seenaknya saja menyalahkan waktu. Keple sih keple aja. Nah lo, terus lagu ini. Waktu bercinta, waktu bercinta, terasa enak, terasa sungguh enak. Ini sih jaman Kemayoran. The Best of Top VI. Gambarnya kalau gak salah Bo Derek. Diilangin Dony Yuliardi! Don! Kembalikaaan!!! Ada satu lagunya tuh yang sampai hari ini gak ketemu-ketemu. You look so beautiful tonight dan seterusnya... entah apa judulnya. Seperti doa kecilku, Ya Allah, hamba mohon kembalikanlah lagu-lagu itu kepada hamba, sebelum hamba mati. Amin.

Waduw, lagu ini! Kamu datang pada indera-inderaku. Ini mah SMA banget. Benar-benar membuatku menyesal. Mengapa begini benar jalan hidupku? Ya Allah, hapuskanlah kekecewaan-kekecewaan hamba dari masa-masa itu. Hamba mohon gantikanlah dengan kebahagiaan dalam rasa syukur yang mendalam dan terus-menerus kepadaMu. Aku jelek dan gendut. Makanya ga ada cewek yang mau sama aku. Gak pernah ada yang bilang aku ganteng, makanya aku gak pernah tahu kalau aku ganteng, karena memang aku gak ganteng. Kusut dah. Dulu Ibu sering ngendika, istriku nanti cantik karena aku baik hati. Hahahahah... Mbahwun, Bu. Tapi ketawa juga. Ya sudahlah. Nyatanya Nasir sudah menjadi tukang bubur.

Lagu ini lagi! Parah! Suatu hari kita akan bersama berbagi cinta ini selamanya. Ah, sudahlah. Orang lain pasti ada yang lebih parah pengalamannya. Aku memang gendut dan berkaki pendek, tapi aku masih banyak yang naksir koq entah kenapa. Hahahahah! Aku ini kenapa sih malam ini? Tauk ah. Kuikuti saja perasaanku yang liar ini, karena tubuhku sudah tidak kuat dibawa liar. Mengerikan betapa waktu, dan gaya hidup yang buruk, dapat mengubah segalanya. Mbak Debbie emang dahsyat bener dah! Abis ini apa nih? ...Maaak... Terima kasih! Aduw syape deh. Asli deh, kurasa emang setidaknya jaman SMP aku juga sudah terpikir, kadang-kadang. Istriku seperti apa ya? Seperti apa ya perempuan yang disiapkan Allah untuk menjadi Istriku, seperti Ibu disiapkan untuk Bapak? Hahahaha... lagu-lagu seperti ini memang kurang-ajar! Mengharu-biru ababil a.k.a abege baru labil ...Hahahaha...

Dan kini... Anakku sudah gadis... Nak, Bapak senang sekali seharian itu kita bisa menghabiskan waktu bersama. Gak banyak yang bisa Bapak katakan, Nak. Bapak sayang padamu, entah bagaimana caranya agar kamu tahu, agar kamu merasakannya. Sungguh Bapak gak pernah tahu, apalagi merencanakan, bahwa segala sesuatunya akan menjadi begini. Sungguh, Nak... ternyata memang tidak ada yang bisa Bapak katakan. Mungkin Bapak harus meminta maaf padamu. Bapak sayang padamu, Nak. Tadi, waktu Bapak melepasmu masuk ruang tunggu di Bandara, dan berbalik, Bapakmu yang sentimentil ini menangis. Entah menangis untuk apa. Ternyata masih tersisa air mata itu. Bapak nyaris tidak bisa berhenti menangis ketika kamu pergi dulu, Nak, dan itu terjadi lama sekali sampai Bapak capek. Sampai-sampai, satu-satunya cara agar tidak terus menangis adalah berusaha keras melupakanmu. Waktu menulis ini saja Bapak menangis lagi...

Apa yang dapat Bapak lakukan, Nak? Biaya pendidikan, itu sudah jelas. Namun Bapak membayangkan lebih. Bapak ingin bisa menjagamu selama kamu bertumbuh. Bapak tidak mau kamu mendapatkan kesan-kesan yang salah mengenai dirimu sendiri. Bapak tidak mau kamu membangun citra-citra buruk mengenai dirimu sendiri. Bapak ingin kamu tumbuh sehat jasmani dan rohani. Bapak sayang padamu, Nak... tapi Bapak gak tahu apa yang harus Bapak lakukan. Bapak gak pernah tahu apa yang harus Bapak lakukan, dan tidak ada yang memberitahu Bapak. Uti ingin Bapak menjadi orang gedean untukmu. Benarkah itu yang kamu butuhkan, Nak? Sejujurnya, Bapak tidak yakin. Sejujurnya, Bapak iri pada Pak Janus karena bisa selalu dekat-dekat denganmu. Bapak sayang padamu, Nak.

Sungguh, sangat menyakitkan jauh-jauh darimu. Orang tidak ada yang tahu, dan mereka memang tidak ada yang mau tahu. Bapak tidak butuh mereka menyalahkan Bapak, karena Bapak sudah menyalahkan diri sendiri lebih keras dari yang mereka bisa bayangkan. Bapak tidak minta dikasihani, tapi kalau mereka tidak bisa memahami perasaan Bapak, setidaknya jangan tambah melukai Bapak. Bayangkan, betapa sakit berusaha melupakanmu selama ini. Sakit. Sakit sekali, Nak. Maafkan Bapak. Tapi Bapak tidak bisa lain, Bapak harus mencoba untuk terus hidup, karena bila ingat Bapak jauh darimu, Bapak jadi tidak ingin hidup. Padahal tidak boleh begitu. Mereka tidak ada yang tahu, dan mereka memang tidak pernah mau tahu. Mereka, seperti biasa, mengira Bapak hanya sekadar lebay.

Bapak senang akhirnya menulis entri ini. Suatu hari nanti, Nak, jika kamu sudah dewasa, mungkin terbaca juga olehmu. Mungkin kamulah yang akan dapat memahaminya. Mungkin kamulah satu-satunya orang yang bisa memahami perasaan Bapak selama ini. Sungguh Bapak tidak berani berharap, tetapi alangkah manisnya jika begitu. Bapak sesungguhnya sudah tidak ingin apa-apa lagi, entah sejak kapan begini. Karena ingin dekat denganmu saja, Anakku, sesuatu yang orang lain bisa dengan mudah mendapatkannya, tidak bisa. Apa lagi yang bisa Bapak inginkan? Alhamdulillah, kamu tumbuh menjadi seorang gadis yang cerdas, Bapak sangat bersyukur, Nak. Bapak berterima kasih pada Ibumu, sekaligus meminta maaf karena tidak membantu selama ini. Bapak sangat menyayangimu, Nak. Semoga Allah selalu membimbing dan melindungiMu. Amin Ya Rabbal 'alamin.

4 comments:

Dony Yuliardi said...

Bono 'macan ompong', emangnya gue pernah ngilangin kaset elo? Yg mana siiiy? Sini, sini. Jaman wis canggih. Kita diwnload aja ya pake 4shared ato sejenis. Ato mau gw panggil ganteng sekalian? Hihihi miss u bro

Sumpiuh<> said...

ikut terharu membacanya. semoga satu hari nanti bisa berkumpul lagi. jadi inget taman "NAIK NAIK".

Anonymous said...

Kangen ngobrol2 sama Mas Bon :(

Anonymous said...

sedih itu biasa, tetapi cinta seorang bapak kepada anak2nya itu luar biasa.percayalah perasaan kasih takan mungkin hilang di hati sanubari. Kapanpun itu...