Saturday, September 27, 2014

Buat Apa Kalau Tidak Ada yang Baca?


Begitulah kata Lily. Tadinya, seperti layaknya orang normal, aku pura-pura tergerak mendengar stetmen itu. Seperti ketika aku menulis "kaum buruh sedunia, bersatulah!" dalam evaluasi dosen oleh mahasiswa (EDOM) mengenai mata kuliah "Komputer untuk Ahli Hukum," Bang Edmon bertanya apa maksudku menulis begitu. Akan tetapi, aku menulis untuk diriku sendiri. Aku menyadarinya, ketika membaca Bersetia Bela Pancasila. Aku menikmati tulisanku sendiri. Kelakuanku di Pesbukpun tiada jauh beda. Aku sibuk dengan diriku sendiri. Aku seperti Mbak Gemala Dewi hahaha.
Oh, betapa sedihnya. Amboi, betapa menderita. Aduhai, betapa sengsara jika selalu saja harus menuruti keinginan orang lain. Cukuplah aku melakukan itu untuk Cantik, karena ia Cantik dan aku sayang padanya. Selain Cantik? Lebih dari satu orang? Sudah gila apa? Aku tiada 'kan peduli! Jangan-jangan seperti itu pula kelakuanku di dalam kelas, yang pura-pura mengajar itu. Amboi, aduhai, betapa melelahkan pura-pura waras begini, pura-pura peduli. Don't make a s***, [out of anything] begitu kataku di Buku Tahunan Angkatan Kedua SMA Taruna Nusantara. Jangan bikin urusan. Jangan ambil pusing.

Namun... kata Takwa, tidak boleh frustokat. Ya, memang itu penyakitku yang paling utama. Koh Ah Jin saja sampai tahu. Aku pun sudah berjanji pada diriku sendiri untuk membatasi kelakuan one night stand ini hanya pada game. Namun... aku masih juga menulis di sini. Kenapa tidak segera direalisasikan Pancasilaku.com? Bedah buku tinggal menghitung hari dan sebaiknya ia segera siap, apapun itu, untuk mendistribusikan Bersetia Bela Pancasila. Kenapa? Mungkin karena aku sedang pilek. Bagaimana tidak mau dikeluarkan dari Akabri kelakuanmu begini? Siap, salah! Lalu e-Journal bagaimana? Komunikasi internal? Prospektus? Sepertinya aku cuma bisa minta tolong...

No comments: