...dan ampunan, dan semangat baru untuk meningkatkan kualitas diri, seperti semangat yang tiba-tiba kutemukan untuk mengetuk-ngetuk kibor Compaq di pojokanku--hari-hari terakhirnya--di Ruang Sekretariat Fakultas, Gedung A Lantai 2. Semoga dengan kepindahanku ke ruang bekas Manajer Umum di Lantai 1 alias Lantai Dasar, maka sebel sialnya terbuang, tertinggal di pojokan ini, yang konon akan menjadi gang biasa, sekadar tempat orang lalu-lalang. Selamat Tahun Baru 2014 Masehi, Saudara-saudara sekalian yang saya hormati dan sayangi, sekali lagi saya ulangi, untuk Saudara-saudaraku sekalian. Sudah berulang kali kukatakan, Kemacangondrongan ini tempat menumpahkan segala rasa, sarana merekam perasaan. Jadi jangan coba-coba merekam kejadian apalagi pengetahuan. Perasaan selalu saja berkelebat berkesiuran, wajarlah jika seorang muslim berdoa kepada Rabbnya: “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu.” Hati memang selalu berbolak berbalik, jika tidak begitu maka tentu mati jasad kita. Biar berbolak ia, biar berbalik ia--seperti dalam doa di atas--sedangkan kita mengakui dan bersaksi bahwa ada Dzat yang berkuasa atasnya, maka kita berdoa pada Dzat itu agar ditetapkan di atas diinNya. Aamiin.
Jiung, Kemayoran. 18 November 1981. Gambar dari sini. |
Kualitas diri. Ditingkatkan. [hashashas, jadi ingat cara Bang Yogi Widyoseno menulis setatus pesbuk, dan itu pun cara Bong Il Oeur menuliskan onomatop orang tertawa] Diri. Diri tercipta dalam keadaan suka menghasut, mendorong-dorong orang untuk mengikuti sejatinya wadag, jasad binatangnya yang--meski berdiri tegak sempurna di atas kedua kaki--tetap saja binatang. Binatang ini diberi perlengkapan untuk mampu melihat ke dalam dirinya sendiri, dan menyadari sejatinya diri sendiri yang tiada kurang tiada lebih adalah binatang itu, dan mencelanya. Bukan binatang itu sendiri yang dicela, melainkan kebinatangan yang ada di dalamnya. Ya Allah, hamba mohon ampun. Kasihanilah hamba, Ya Allah. Tiada lain yang dapat hamba pinta. Sungguh hamba merasa lemah dan tidak berdaya, jika bukan karena ampunan dan pertolonganMu, Ya Rabb. Sedangkan tadi di prapatan Pejaten ada anak punk ngamen, mukanya, naudzubillah, entah mengapa mukanya begitu. Ya Allah... hamba sungguh bodoh lagi congkak, pandir lagi pongah. Ampuuun, Ya Allah, kasihanilah hamba. Hanya kepadaMu hamba berharap. Siapa lagi yang dapat menolong, siapa lagi yang kuasa mengampuni dan menghapuskan dosa-dosa kecuali Engkau, Yaa Rabb al-alamin...
Ini sudah tahun 2014 Masehi. Sudah setidaknya enam tahun aku membiasakan diri untuk tidak menulis kata "hari," "bulan," "tahun" di depan nama hari dan bulan serta angka tahun gara-gara Pembimbing Dua skripsiku Bapak Dian Puji Nugraha Simatupang, yang kini telah menjadi Ketua Bidang Studi Hukum Administrasi Negara; sedangkan aku--sejak lulus sebagai sarjana hukum baru di awal 2008 itu--menjadi Ketua Information and Communication Technology dan Komunikasi Internal, suatu nama jabatan yang tidak saja crappy tetapi juga yasudahlah, dan sebuah kalimat yang tidak lagi sekadar mengalir tapi membanjir membandang hahaha. Ini sudah tahun 2014 Masehi dan bulan Agustus pada tahun ini, jika sampai, maka aku akan berusia 38 (tigapuluh delapan) tahun. Jika ada satu yang ingin secara khusus kudoakan, adalah... Ya Allah, mesrakan, hangatkan kembalilah Bapak dan Ibu hamba di hari tuanya ini. Hamba sudah tidak tahu lagi harus lebih kasihan pada yang mana. Engkau mengetahui segala sesuatu, Engkau mengetahui apa yang lebih baik bagi kedua orang yang paling kucintai, kusayangi, kuhormati, kubanggakan di dunia ini. Aku mohonkan kepadaMu kebaikan itu bagi mereka berdua, Ya Allah. Kasihanilah mereka, kasihanilah hamba, Ya Rabb. [...karena itulah, dan hanya karena itu, blog ini bernama "Kemacangondrongan."]
Seperti dahulu di Kemayoran
No comments:
Post a Comment