Dengan apa semua ini kumulai? Sudahkah aku mengucap basmalah? Luruskah, ya, sudahkah kubaguskan niatku, atau masih sama saja dengan IC dan APC? Biar kuceritai kelen mengenai IC ini. Lucunya, ketika aku mulai menulis, aku hanya ingat dua itu. Sampai ketika aku akan bercerita mengenai IC, LSD dan Garda '99 begitu saja muncul di kepalaku hahaha. Baiklah, kita mulai dari IC. Ini adalah singkatan dari Invisible Corps. Sesungguhnya ini adalah bikinan adikku, bahkan ia menciptakan logonya, yang belakangan kugayakan dan sederhanakan. Sebenarnya bisa saja kugambar, tapi malas 'kali pun. Akan tetapi, yang nyata, yang kelihatan dari IC ini ya cuma logo itu; sisanya khayalan semua. Hahaha aku jadi ingat cerita wong edan Mas Helman tentang temannya jaman SD yang pandai bercerita. Meski semua saja tahu bahwa semua ceritanya bohong belaka, tetap saja setiap hari ada yang menanyakan padanya, bagaimana kelanjutan cerita kemarin hahaha. Kurasa IC ini memang yang paling keterlaluan, karena tiga orang setidaknya sampai beriman padanya. Tentang ini, aku diingatkan oleh adikku yang lain lagi, betapa berat bagiku kehilangan IC dalam kenyataan hidupku, sampai-sampai aku ngambek mbalik meja karena tidak dikasih main ke Tangerang. Jika kuingat-ingat memang pasukanku tidak pernah banyak. Setahun di 56 hampir saja aku membuat semacam IC bersama Rooseno dan Aris, saking aja Muly kurang nyambung sama mereka, terutama dengan Aris--terakhir kudengar ia berhasil mewujudkan cita-cita STM bangunannya.
Lalu di SMA. Sebenarnya aku tidak pernah benar-benar ingat apa itu APC. Slim dan Apix-lah yang selalu mengingatkanku bahwa aku pencipta dan ketua geng APC. Hanya saja yang kuingat darinya adalah semacam menakut-nakuti adik kelas entah mengapa, antara lain dengan darah-darahan yang dibuat dari agar-agar merah dengan kaldu tulang ayam busuk. Selain itu sebenarnya banyak lagi, kurasa. Barbarosa adalah yang paling diingat oleh almarhum Wawa, yang karenanya ia menyalahkanku sampai dia masuk AL, sampai akhir hayatnya. Lalu tentu saja infanteri berkualifikasi kelautan hahaha. Jangan-jangan di Akabri pun penuh dengan yang seperti ini sampai-sampai aku tidak sadar dikeluarkan. Dikeluarkan dari Akabri lalu kapok? Tidak juga hahaha. Masuk Asrama UI, segera saja LSD terbentuk, yang merupakan singkatan dari Law Syndicate of Student Dormitory. Namun, mungkin, yang paling kolosal adalah Garda' 99. Hahaha sampai Acil jadi Wakil Kepala Komando Operasi, disingkat Wakakoops, Rapin jadi Panglima Garda, Wicak jadi Kepala Staf Garda, disingkat Kasgar, dan Mang Untus jadi Komandan Detasemen. Ya ampuuun... dan tentu saja formasi-formasi dinamika kelompok aseli karanganku sendiri. Belum lagi tes psikologi untuk menentukan siapa menjadi Kepala Regu dan Gugus, (Karu dan Kagus) siapa Keamanan, dan siapa yang masuk satuan elit Dinamika Kelompok. (DK) Hahaha... sampai A'at Risna jadi DK 76 dan Fully jadi DK 77 huahahah... Yaa Saalaam, benar-benar suatu keterlaluan yang kolosal! Terlebih jika mengingat waktu itu anakku menjelang lahir... Yaa Rabb... dan Arie Afriansyah, kini Manajer Riset dan Pengabdian Masyarakat merangkap Ketua Djokosutono Research Center FHUI, membuat pentungan yang dipakai untuk mementung dirinya sendiri hahaha...
Sekarang Unit ICT-Komintern, suatu unit elit yang terdiri dari seorang baret hijau ahli pertempuran jarak dekat dan perkelahian tangan kosong, aku sendiri; seorang marinir spesialis operasi amfibi dan penyusupan ke pantai musuh dari perairan, John "the Fuck" Gunadi; seorang ahli demolisi dan penjinakan bahan peledak, Milson "Miles" Kamil; dan, seorang petembak runduk, Leon Rosca. ICT sendiri adalah singkatan dari Interdiction and Counter-Terrorism, sedangkan Komintern ya Komintern; apa lagi kalau bukan Kominis Internasional? Jadi kami ini adalah unit khusus pencegatan terhadap terorisme dari Komintern. Jadi jauh sebelum teroris sampai pada sasaran dan melaksanakan aksinya, bahkan sebelum ia berniat menjadi teroris sekalipun, sudah kami cegat dan netralisir. Pokoknya dibuat urung dan insap. Operasi-operasi kami sangat-sangat rahasia. Bagaimana tidak sangat rahasia, kami bahkan bisa membuat calon teroris mengurungkan niatnya menjadi teroris dan insap akan niatnya yang tidak karuan juntrungan itu. Jadi kami ini sebenarnya semacam unit khusus konseling psikologi bagi remaja-remaja labil yang kehilangan arah, agar tidak menjadi teror bagi diri sendiri, masa depannya, dan terlebih penting keluarganya. Dalam melaksanakan misi-misi kami yang super-rahasia kami dikoordinasikan dan bertanggung-jawab hanya kepada satu figur misterius yang diketahui cuma dari nama sandinya: Om Topas. Berhubung dengan sifat hakikat pekerjaannya yang misterius, Om Topas ini sering juga berganti-ganti nama sandi; terkadang menjadi Sop Toma, atau Matsumoto jika sedang beroperasi di Jepang, meski jarang. Akan tetapi, dalam operasi-operasi yang sangat berbahaya di mana ia sendiri memimpin di lapangan, maka sandi yang digunakan adalah Pas Moto; jadi seperti Tukul menggunakan isyarat jari empat matanya, begitu.
No comments:
Post a Comment