Hiy, gambar Mater Dolorosa di entri terdahulu kalau dilihat malam-malam seuri juga... tapi... ahaha... huahaha... bersama dengan tayangnya entri ini, maka 2012 menggila dengan 69 entri! [69? Adakah ini suatu kebetulan?] Desember 2012 merupakan satu-satunya bulan dalam Kemacangondrongan dengan satu entri pada setiap harinya, meski dengan cara curang hehehe... [Apa?! Jadi kau menulis sebanyak ini cuma untuk itu?!] Kini sudah setengah dua dini hari, di hari terakhir 2012. Hujan, entah mengapa, tampaknya telah, atau sedang, meninggalkan Depok; meski jika melihat debit Ciliwung dan Cikumpa, mungkin jauh ke selatan sana masih hujan. Terkait dengan masalah hujan ini, tampaknya aku sudah menjadi ular, ritme harianku. Aku hanya bisa berangkat tidur jika udara sejuk. Sebaliknya, jika udara panas, sulit betul aku tidur. Seperti sekarang ini, aku terjaga sampai jauh malam dan tanda-tanda kantuk sepertinya tak kunjung tiba; karena udara sungguh panasnya. Sambil mengetik kubuka jendela, dan nyamuk-nyamuk gelisah ini seperti diundang masuk. Inilah sebabnya maka ingin hamba memohon pada Allah agar kiranya didatangkanlah hujan itu kembali; agar sejuk kembali udara, dan Insya Allah membaik kembali juga ritme harian hamba.
Sambil shalat Isya' tadi, [sambil shalat?!] aku teringat ada satu PEKERJAAN BESAR yang masih tertunda. Phew, ini juga menjadi suatu pendorong untuk memperbaiki ritme harian, karena hanya dengan ritme harian yang baik itulah suasana hati menjadi baik; dan pekerjaan besar butuh suasana hati terbaik. Earl Grey dengan rasa dan aromanya yang khas menemaniku, dengan sekepret gula di dalamnya. Oh, seandainya udara jauh lebih sejuk dari ini, betapa sempurnanya! Perpaduan antara Earl Grey dan udara yang jauh lebih sejuk juga merupakan pengingat, setidaknya, akan pekerjaan besar itu. Ini bukan masalah persaingan. Ini bukan masalah dulu-duluan; apalagi keren-kerenan. Terus masalah apa, dong? Iya, yang terakhir itu deh yang bener... [sambil garuk-garuk dengkul] Keren, dong! Itu setidaknya yang aku tahu sekarang, sedangkan duitnya belum pasti pun. Duit... semakin lama semakin terasa tidak ada gunanya, apalagi kalau seharian ini sejak shubuh nanti aku berhasil puasa. Uang gunanya untuk beli makanan enak. Sudah. Memang tadi aku beli sandal Modello, kemarin beli sepatu Bata, tadi juga ganti ban tubeless merek FDR, lalu diisi M-One cairan anti bocor sampai habis tiga ratus rebu; tapi tidak senang! Senang itu makan. Setelah sadar M14 bukan punyaku dan tidak banyak pun yang dapat kulakukan terhadapnya, uang jadi tidak ada artinya.
Gak penting pun buatku tahun berapa. Entah berapa banyak tahun kulalui, rasanya pun sama saja. Gendut langsing tak ada bedanya. Sendiri berdua pun tak jauh berbeda. [...tapi kalau punya dan tidak punya uang itu pasti terasa sekali bedanya hehehe] Apapun lah. Pendek kata, aku sudah tidak peduli apakah aku sedang muram atau bungah. Heh, tidak bisa begitu, dong. Bagaimana kau bisa menulis, menghasilkan tulisan panjang jika suasana hatimu muram? Iya juga, tapi ya... itu, menulis panjang pun sekarang sudah kuragukan manfaatnya, menulis yang serius macam betul itu; makanya aku menulis begini. Sudahlah. perasaan ini... jangan diturut. Perasaan ini bagi sajalah dengan Graziano, alteregomu. [halah, alterego koq bilang-bilang] Besok, pada jam begini, sudah tahun 2013. Sudah banyak, ya? Kenapa bisa sebanyak itu? Dulu ketika 198x tidak pernah kusangka akan sebanyak ini. Dulu ketika aku berkotbah bahwa pacarku kelak adalah mother of bono's children, yang oleh Ajo disingkat mobc... aduh betapa tololnya. Jadi kenapa menyangka-nyangka? Lebih bodoh lagi, mengapa meramal-ramal? Mana kusangka tahun akan jadi sebanyak ini. Mana kusangka aku bisa setua ini, dalam keadaan seperti ini. Mana kusangka, sepanjang Desember 2012 ini hanya menulis-nulis entri saja kerjaku. Aku seperti tidak mengenali diriku sendiri, meski aku yakin sedikit sekali manusia yang mengenali dirinya sendiri. Jika saja ada cukup banyak, maka semua saja pasti hidup bertuhan.
...dari kegelapan yang menyelimuti
No comments:
Post a Comment