Memang berbeda rasanya berada di sebuah pertapaan yang sengaja dijauhkan dari hiruk-pikuk dan berada di tengah-tengah hiruk-pikuk itu sendiri. Terlebih ketika bahkan buku-buku jarimu terasa timbul-tenggelam sakitnya, pada titik inilah kukenakan kembali KN95pro. Tidak, meski mungkin sudah tidak setebal dulu, aku mengucap syukur dan mengangkat semua pujian hanya kepadaNya yang telah mengizinkan kemakmuran sapi masih terasa enak. Apalagi ketika Tante Rita membelai pendengaranku dengan membuatku merasa setinggi-tinggi yang pernah kucapai. Apa lagi yang dapat diinginkan seekor orangutan ibu-ibu jantan.
Inilah dia lagu tema, jalur suara asli persaudaraan taruna laut vagina bersegi delapan, karena pada akhirnya kita semua sendiri meski tidak perlu selalu kesepian. Semakin lama kauhabiskan waktumu menggaruki punggung ibu pertiwi yang tidak pernah gatal, semakin merasa kesepian dirimu. Di situlah engkau, atas izinNya, akan menyadari, betapa kawan sejati hanyalah perbuatanmu sendiri. Dan perbuatan sejatinya adalah perbuatan hati yang semoga penuh kasih, penuh maklum, penuh maaf. Kehidupan dunia ini adalah hati sebesar jagad raya yang berdegup-degup seirama dengan tulusnya cinta, yakni, samudra maklum dan maaf.
Hatikah yang memerintah terjadinya reaksi kimia atau sebaliknya, tidak perlu kaupikirkan. Ingat-ingatlah saja suatu senja yang sejuk nyaman, ketika kau masih dikelilingi orang-orang yang mengasihimu, bahkan sekelilingmu, bahkan orang sedesa, senegara menyayangimu. Presidenmu, para legislatormu, hakim-hakimmu, semua saja sampai kepala desamu berbuat sebaik yang mereka bisa untuk menghindarkanmu dari pedih-perihnya dunia. Jika pun tidak kau temui lagi yang seperti itu, sebagaimana hilangnya puncak-puncak pohon kelapa dari garis langitmu, maka sadarilah, sesungguhnya dunia ini kodratnya menua dan rusak.
Jika pun kau kembali ke sore-sore yang sulit lagi sempit, ketika tetanggamu memimpikan pelukan bidadari seraya meyakinkan burung-burung bangkai kawanannya bahwa mereka masih tak berdosa, memohon ampunlah. Kamar mandi dua di atas yang bisa juga menjadi tempat cuci baju, yang tidak pernah lagi kecuali sekali dua karena maraknya tempat cuci kiloan, biarlah menjadi saksi bisu udara yang masih relatif sejuk. Duduk di dekat pintu begini, setelah setua ini, membuatmu terkadang tersadar akan udara sore yang tidak lagi bersahabat, bahkan ketika sering tak punya uang dan tak tahu kapan dan dari mana uang akan datang.
Tidak, John Gunadi, bahkan Iglesias yang masih hidup bukannya tak berdosa, apalagi burung bangkai. Mereka sekadar tak berbau, karena kami semua bau. Oh ya, pada saat itu aku bisa mandi sesering yang aku mau, bahkan berganti baju sesering itu pula. Makan, dan terutama merokok yang tidak bisa seenaknya. Terlebih jika terkena ciuman sekuntum mawar. Aku memang tidak cocok menjadi tentara, apalagi perwira. Aku tahu sepenuhnya gagasan mobil dinas tidak bisa lebih sinting lagi dari kedengarannya. Angin hangat menerpa leher belakang kananku tiap kali pintu dibuka. Bebauan khas terendus, tanganku masih pegal.
Beberapa utas kentang goreng menjadi jaminanku duduk di sini. Aku tidak kerja juga, meski kekasih Sheena bekerja tiap harinya dari jam sembilan sampai lima kecuali akhir minggu. Bilakah minggu berakhir, bila tahun bermula, tidak ada artinya. Semua sekadar dugaan-dugaan, atau lebih buruk lagi, kesepakatan. Seperti kesepakatan mengenai apa yang waras dan apa yang tidak. Aku bukan orang yang sanggup menahan kesusahan hidup lahir batin. Aku bahkan kecanduan kenyamanan. Tak apa, kata Sersan Elias, asal sedikit saja setiap kalinya, tiap ada kesempatan. Selebihnya kau hanya harus bertahan hidup dari hari ke hari.
Aku sempat mempertimbangkan untuk membelinya roti lapis isi paha ayam goreng tepung berbumbu pedas. Nyatanya, dua anak perempuan di sebelahku memesan itu untuk diri-diri mereka. Untuk matamu saja malah membawaku sekitar seperempat abad ke belakang, ketika mandi pasti dengan air dingin dari ember di salah satu WC lantai satu gedung manapun FHUI. Kemasabodoan ini berkali-kali menyelamatkanku, namun tidak jarang juga menjerumuskanku. Pada titik ini, tiba-tiba aku merasa sanggup bekerja bahkan di sini, bahkan jika pintu di kanan belakangku ini terus-menerus dibuka dan ditutup. Aku suka di sini.
Inilah dia lagu tema, jalur suara asli persaudaraan taruna laut vagina bersegi delapan, karena pada akhirnya kita semua sendiri meski tidak perlu selalu kesepian. Semakin lama kauhabiskan waktumu menggaruki punggung ibu pertiwi yang tidak pernah gatal, semakin merasa kesepian dirimu. Di situlah engkau, atas izinNya, akan menyadari, betapa kawan sejati hanyalah perbuatanmu sendiri. Dan perbuatan sejatinya adalah perbuatan hati yang semoga penuh kasih, penuh maklum, penuh maaf. Kehidupan dunia ini adalah hati sebesar jagad raya yang berdegup-degup seirama dengan tulusnya cinta, yakni, samudra maklum dan maaf.
Hatikah yang memerintah terjadinya reaksi kimia atau sebaliknya, tidak perlu kaupikirkan. Ingat-ingatlah saja suatu senja yang sejuk nyaman, ketika kau masih dikelilingi orang-orang yang mengasihimu, bahkan sekelilingmu, bahkan orang sedesa, senegara menyayangimu. Presidenmu, para legislatormu, hakim-hakimmu, semua saja sampai kepala desamu berbuat sebaik yang mereka bisa untuk menghindarkanmu dari pedih-perihnya dunia. Jika pun tidak kau temui lagi yang seperti itu, sebagaimana hilangnya puncak-puncak pohon kelapa dari garis langitmu, maka sadarilah, sesungguhnya dunia ini kodratnya menua dan rusak.
Jika pun kau kembali ke sore-sore yang sulit lagi sempit, ketika tetanggamu memimpikan pelukan bidadari seraya meyakinkan burung-burung bangkai kawanannya bahwa mereka masih tak berdosa, memohon ampunlah. Kamar mandi dua di atas yang bisa juga menjadi tempat cuci baju, yang tidak pernah lagi kecuali sekali dua karena maraknya tempat cuci kiloan, biarlah menjadi saksi bisu udara yang masih relatif sejuk. Duduk di dekat pintu begini, setelah setua ini, membuatmu terkadang tersadar akan udara sore yang tidak lagi bersahabat, bahkan ketika sering tak punya uang dan tak tahu kapan dan dari mana uang akan datang.
Tidak, John Gunadi, bahkan Iglesias yang masih hidup bukannya tak berdosa, apalagi burung bangkai. Mereka sekadar tak berbau, karena kami semua bau. Oh ya, pada saat itu aku bisa mandi sesering yang aku mau, bahkan berganti baju sesering itu pula. Makan, dan terutama merokok yang tidak bisa seenaknya. Terlebih jika terkena ciuman sekuntum mawar. Aku memang tidak cocok menjadi tentara, apalagi perwira. Aku tahu sepenuhnya gagasan mobil dinas tidak bisa lebih sinting lagi dari kedengarannya. Angin hangat menerpa leher belakang kananku tiap kali pintu dibuka. Bebauan khas terendus, tanganku masih pegal.
Beberapa utas kentang goreng menjadi jaminanku duduk di sini. Aku tidak kerja juga, meski kekasih Sheena bekerja tiap harinya dari jam sembilan sampai lima kecuali akhir minggu. Bilakah minggu berakhir, bila tahun bermula, tidak ada artinya. Semua sekadar dugaan-dugaan, atau lebih buruk lagi, kesepakatan. Seperti kesepakatan mengenai apa yang waras dan apa yang tidak. Aku bukan orang yang sanggup menahan kesusahan hidup lahir batin. Aku bahkan kecanduan kenyamanan. Tak apa, kata Sersan Elias, asal sedikit saja setiap kalinya, tiap ada kesempatan. Selebihnya kau hanya harus bertahan hidup dari hari ke hari.
Aku sempat mempertimbangkan untuk membelinya roti lapis isi paha ayam goreng tepung berbumbu pedas. Nyatanya, dua anak perempuan di sebelahku memesan itu untuk diri-diri mereka. Untuk matamu saja malah membawaku sekitar seperempat abad ke belakang, ketika mandi pasti dengan air dingin dari ember di salah satu WC lantai satu gedung manapun FHUI. Kemasabodoan ini berkali-kali menyelamatkanku, namun tidak jarang juga menjerumuskanku. Pada titik ini, tiba-tiba aku merasa sanggup bekerja bahkan di sini, bahkan jika pintu di kanan belakangku ini terus-menerus dibuka dan ditutup. Aku suka di sini.
No comments:
Post a Comment