Monday, February 09, 2015

Hari Pertama Kuliah Semester Genap 2014/2015


Minggu sore kemarin aku sempat terucap, musim hujan macam apa ini, karena langit sore menjelang Maghrib itu memang demikian cerianya. Mungkin ada juga mendung sedikit, namun yang jelas udaranya panas cenderung gerah. Minggu sore itu aku ceritanya masak tumis pare dengan teri padang. Salahku, aku membiarkan pare yang sudah kupotong tipis berlumur garam terlalu lama. Seharusnya setelah diremas-remas dengan garam segera dicuci bersih agar garamnya tidak terlanjur tinggal dalam daging buah. Jadilah tumis pareku seperti asinan pare yang dibuat oleh orang yang kebelet kawin.

Asal gambar dari sini
Menjelang malam, seingatku, hujan mulai turun. Mendekati Shubuh hujan sudah melebat. Ketika aku shalat Shubuh, udara begitu dinginnya. Hari ini adalah hari kuliah pertama di Semester Genap 2014/2015 untuk Universitas Indonesia. Meski kelasku mulai jam 11.00 tetap saja kami harus berangkat pagi karena Cantik menggantikan kelas orang di Fisip pada jam 08.00. Setelah shalat aku tidak berani tidur lagi. Lagipula tidak terlalu mengantuk. Kumanfaatkan kesempatan itu untuk mengetik-ngetik. Namun, ketika Cantik akhirnya terbangun, aku memutuskan untuk bergolek-golek.

Tivi sengaja kunyalakan cukup keras suaranya agar aku jangan sampai terlelap. Sekira hampir setengah delapan, aku dibangunkan Cantik karena air mandiku sudah siap. Jam delapan kurang kami berangkat di bawah guyuran hujan. Pantatku terasa dingin. Ternyata air mengalir melalui bagian depan ponco Cantik. Maka selepas kuantar Cantik ke Fisip, aku bergabung dengan Para Tamtama di kantin... dengan pantat basah. Kupikir, perutku tidak boleh kosong. Jika kosong aku bisa kemasukan. Maka kupesanlah seperti biasa nasi merah ikan asing telur ceplok kuah dari Warung Dilla.

Rencananya, pagi itu jam 09.00 kami pengampu Peminatan Hukum Lingkungan dan Pengelolaan Sumberdaya Alam (HL&PsdA) akan mengadakan rapat koordinasi perkuliahan. Akan tetapi, Mbak Wiwiek—seperti semua penduduk Jakarta pagi itu—terjebak macet dan banjir entah di mana sehingga, menurutnya, tidak mungkin tiba di kampus pada jam itu. Jadilah aku agak berlama-lama di kantin bersama Para Tamtama. Sekitar jam 10.00 baru aku naik ke Bidstu HAN. Sudah ada Mas Santo, Dik Vit dan Bang Andhika. Bang Andhika sempat seru bercerita mengenai KBK, tapi aku harus mengantar Cantik ke Vokasi.

Sepulang dari Vokasi aku segera membuka kelas Hukum dan Pengelolaan Sumberdaya Alam. Pesertanya kebanyakan adalah peserta mata kuliah Hukum Lingkungan dari semester kemarin. Ternyata, menjelaskan SAP ditambah sedikit bumbu-bumbu saja sudah menghabiskan 100 menitan. Jadi, materi mengenai Pembangunan Berkelanjutan sebagai Prinsip Pengelolaan Sumberdaya Alam belum sempat disampaikan dalam kuliah pembuka itu. Mungkin tahun depan disainnya harus diubah sedikit. Apakah dengan mengorbankan sesi diskusi? Seingatku, tahun kemarin sesi diskusi juga kurang efektif. Menurutku, penting untuk menyampaikan SAP dengan terperinci untuk mata kuliah ini.

Setelah kuliah, ternyata Mbak Wiwiek sudah ada di Bidstu. Namun aku tidak dapat segera bergabung karena Cantik sudah selesai di Vokasi. Sempat tertahan oleh bekas anak bimbingan, aku segera memacu Pario ke Vokasi, menjemput Cantik. Lewat belakang Poltek, kuantarkan Cantik sampai bertemu D10 di pertigaan Ramanda. Aku sendiri berpacu kembali ke kampus. Jadilah kami berlima, Mbak Wiwiek, Mas Santo, Bang Andri, aku dan Dik Vit berapat mengoordinasikan SAP untuk semua mata kuliah dalam Peminatan HL&PsdA, kecuali Hukum Perubahan Iklim. [Kecuali?! Seingatku, di SIAK masih ada kelas itu untuk Paralel! Wah, Bang Andri harus kuingatkan mengenai hal ini]

Sebelum ditutup, mungkin perlu juga dicatat bahwa aku ngaco ketika menerangkan SAP di kelas Paralel. Selesai hampir jam tujuh, rasa lemas itu kembali mendera. Ya Allah kasihanilah hamba, kasihanilah Bapak Ibu hamba. Alhamdulillah ditunggu agak satu jam, rasa itu mereda. Segera aku menyongklang Pario. Awalnya perlahan, makin lama makin langsam. Mendekati rumah aku merasa cukup segar untuk lanjut ke Lotteriwa. Alhamdulillah sampai di rumah. Satu burger nasi bulgogi dan chick-chick shaken kunikmati sambil menonton korban bom atom Hiroshima di NatGeo.

No comments: