Lucy bukan malaekat yang menyerbu dari langit, karena entah di mana ia sekarang. Lihatlah, ia menggendong anaknya dengan satu tangan, tangan kiri pula. Didekapkan anaknya itu ke dadanya. Lahap anak itu menyusu padanya. Siapa namanya? Siapa peduli? Adakah kalian mengenalinya, Lucy, dari sekelebat pandang saja? atau perlu sedikit lebih lama mengamati? Entah anak itu bernama Charlie, entahlah. Ia menyusu pada Lucy itu yang pasti.
Di manakah Charlie sekarang ini? Adakah ia berhasil membalaskan dendam ibunya? atau... adakah Lucy pernah mendendam kepada kita? Kita mungkin berhutang nyawa berhutang darah pada Lucy dan sanak kerabatnya, pada ayahnya, pada ibunya, pada saudara-saudaranya. Kita mungkin basmi mereka semua, karena mereka buruk rupa dan banyak makannya. Padahal, tak perlu sampai kita basmi pun cukup banyak makanan bagi semua; bagi Lucy dan saudara-saudaranya, bagi kita bersaudara. Yah, memang Lucy dan saudara-saudaranya lebih jelek dari kita, lebih bodoh dari kita; tetapi apa cukup alasan untuk membasmi mereka? Hanya karena jelek? hanya karena bodoh? Dengar! lamat-lamat rintih penderitaan Lucy dan saudara-saudaranya. Dengar! lamat-lamat dari setiap sudut kumuh yang kita tidak pernah mau tahu.
Jelaslah Lucy bukan malaekat. Charlie bukan malaekat. Ia tak bersayap. Ia tak membawa busur dan anak panah. Jangankan menyemai cinta di hati orang lain, membuat orang jatuh kasihan padanya saja ia tak bisa. Ia bukan malaekat. Ia tak akan bisa menyerbu, dan jelas tidak dari langit. Ia entah apa. Aku bukan siapa-siapa untuknya. Aku cuma mengira aku mendengar mereka. Lirih dan lamat-lamat, padahal tidak. Tidak pernah dalam hidupku kini aku mendengar mereka, tidak juga di hidup yang lainnya. Apakah pernah? Aku pun bukan malaekat, karena aku pun tak bisa menyerbu, dan aku pun tidak punya sayap, dan aku pun tak bisa terbang, dan aku pun bukan dari langit. Apakah pernah? Aku apakah pernah? Kita apakah pernah? Membunuh mereka? Membantai mereka? Mencincang mereka? Membasmi mereka? Apakah mereka? Apakah kita? Apakah aku?!
Laksana Malaekat Menjerbu dari Langit Djalannja Revolusi Kita! (tersedu tertahan)
No comments:
Post a Comment