Sampai bosan aku mendengarkan lagu ini, walau melodinya memang superb. Kapan aku bisa pulang dan mendengarkannya di rumah, ya? Dengan Harman-Kardon dan soundcard entah apa di rumah, mungkin akan terdengar lebih bagus. Di workstationnya Dedi juga okay. Yang penting dipaksakan menulis dulu, sekalipun belum yakin benar guna dari apa yang ditulis.
Kalau dulu aku pernah berhasil melakukannya, sekarang Insya Allah juga bisa. Dua minggu dahulu, sekarang paling tidak juga segitu. Mendengarkan lagu-lagunya Queen ternyata cukup membantu, apalagi ketika mata terasa berat setelah makan siang. Aku mau mencoba lagu-lagu lain yang juga beaty, Beatles misalnya.
Sepanjang sore dan malam kemarin aku dongkol kepada kemacangondrongan karena dia ngadat. Tidak tahu kenapa, yang ditampilkan di home bukan editan terbaru. Masalahnya aku tidak tahu bagaimana cara kerjanya dan tidak berminat untuk tahu juga. Belakangan kalau aku memang perlu tahu, biasanya sih tahu juga.
Pagi ini sudah betul lagi. Apa ada hubungannya dengan koneksi, ya? Blog diadakan, sekali lagi, untuk ditulisi - sebagai jurnal elektronik. Jadi aku tidak peduli dan tidak harus peduli mengenai cara bekerjanya. Aku cuma ingin menulis dan itu saja.
Minggu ini aku tidak pulang. Entah kenapa aku merasa sangat enggan pulang. Mungkin karena aku merasa ada pekerjaan yang belum kuselesaikan, banyak sekali. Aku juga harus segera mencari tempat tinggal baru untuk menyembuhkan sindroma disorientasi rumah-kantor, sehingga aku lebih produktif - semoga saja.
Kalaupun bukan tempat tinggal, mungkin paling tidak tempat pesiar atau pos pesiar. Tentu saja aku tak punya alternatif lain kecuali kampus-barel dan sekitarnya. Nanti sore, tidak tahu jam berapa Bang Fred mau ketemu Bang Safri. Di sebuah hotel di Senen, apakah Aston? Pada saat itu aku juga mau pergi ke kampus.
No comments:
Post a Comment