Ini malah lebih parah! Tidak ada isinya sama-sekali, hanya judulnya. Hahaha... tapi kurasa aku bisa membayangkan perasaanku pada saat itu. Seingatku, aku sendirian menghadapi meja ini, sementara takbir menggema bersahut-sahutan di luar sana. Seingatku, malam itu agak dingin. Yang lebih penting lagi, saat itu aku pasti sedang kusut karena tidak maju-maju juga menerjemahkan hak asasi manusia dan kepemerintahan yang baik. Tahukah kamu bahwa benda itu kuselesaikan baru-baru ini saja, yang berarti tiga bulan lebih, karena judul kosong ini baru kuiisi pada hari terakhir 2010? Hahaha... tidak seberapa lucu, sih. Yang lucu justru kenapa hari ini aku semangat sekali menulisimu. Dengan ini sudah tiga entri. Baru saja aku dapat sms dari Smart, begini bunyinya: Jangan takut untuk mengambil satu langkah besar bila memang itu diperlukan. Anda tak akan bisa melompati jurang dengan dua lompatan kecil (David Lloyd George). Hahaha... boleh juga! Aku heran kenapa orang menyukai kata-kata mutiara. Ngomong-ngomong ada engga ya yang menyukai kata-kata mutiara yang kutuliskan di situsweb Pusaka? Apa aku harus menyediakan fasilitas forum? Shawn?

Kapitalisme! Kolonialisme! Imperialisme! Itu musuh kita! Kalian bersumpah untuk apa?! Mempersembahkan jiwa untuk jaya bangsa, apa itu "jaya bangsa"? Mempertaruhkan tanah airmu, untuk apa? [untung saja yang kalian pertaruhkan Indonesia, yang sudah, setidaknya, kehilangan Kalimantan Utara dan Timor Timur] Jaya bangsa itu tunainya amanat penderitaan rakyat! Tunaikan itu! Selama masih ada rakyat di tanah air Nusantara ini yang masih bingung besok makan apa, mengenakan pakaian yang kurang layak, tidak memiliki tempat berteduh yang sesuai dengan harkat martabat kemanusiaan, selama itulah bangsa ini belum jaya! Itu semua terjadi karena satu hal: RAKUS! Apapun sebutannya, bagaimanapun dikonsepkan, dikonstruksikan, intinya tetap sama: KERAKUSAN! Itulah musuh kita yang sejati! ...ahaha... Lalu bagaimana cara memeranginya? Bagaimana caraku memeranginya? [kurasa Ki Macan tiba-tiba hadir, setelah aku sengaja menghindarinya tadi...] Menulis buku? Menulis risalah? Sesungguhnya, mungkin, itu jawabannya. Sudah tidak ada 'kan orang yang kuat menulis sesuatu yang seperti itu? Apa aku harus masuk penjara dulu barang setahun untuk melakukannya? Sekarang? Karena apa?
My time is running out!
No comments:
Post a Comment